NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
Viralnya Video Tuntutan Pembebasan Tujuh Otak Kerusuhan di Papua Dikecam Tokoh Muda Papua – Reportase Papua

Viralnya Video Tuntutan Pembebasan Tujuh Otak Kerusuhan di Papua Dikecam Tokoh Muda Papua

Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Ali Albert Kabiay
Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Ali Albert Kabiay
banner 120x600

JAYAPURA, PapuaSatu.com -Menanggapi viralnya di media sosial tentang video tuntutan pembebasan terhadap tujuh tahanan otak dari kasus kerusuhan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Tahun 2019 lalu, mendapat kecaman dari tokoh muda Papua.

Yakni dari Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Ali Albert Kabiay, yang menilai tindakan tersebut adalah dari oknum atau segelintir orang yang atas kepentingan tertentu sengaja berupaya membuat kekacauan di tanah Papua agar Papua tidak damai.

“Tujuh tahanan kasus demo rasis yang mengakibatkan timbulnya kerusuhan di provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat tahun 2019 lalu, merupakan murni kriminalitas sehingga mari bersama-sama kita menyerahkan proses hukumnya kepada pemerintah sesuai dengan aturan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.”. Tegas Ali Kabiay.

“Yang salah tetap salah dan yang benar tetap benar. Masyarakat tetap tenang dan fokus kepada bagaimana kita membantu pemerintah dalam memerangi pandemi wabah Covid-19 di Papua ini,” ungkapnya kepada awak media, Jumat (5/6/2020).

Ali Kabiay pun menghimbau kepada anak-anak muda Papua, untuk tetap tinggal di rumah, belajar dari rumah, ikuti ajuran pemerintah dalam memerangi wabah Covid-19, serta jangan mudah dipengaruhi oleh segelintir orang atupun kelompok-kelompok ilegal yang selalu mengganggu stabilitas keamanan, seperti KNPB, ULMWP, dan kelompok sejenis lainnya.

“Kepada Tokoh masyarakat, tokoh agama, kami juga menghimbau untuk mari bersama-sama kita menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta persahabatan dan tali kasih,” ungkap Ali.

“Jangan kita melihat kasus rasisme yang terjadi di Amerika serikat, lalu kita mau membandingkan dengan di Indonesia karena sudah barang tentu protap petugas keamanan di Amerika Serikat dan Indonesia tentunya berbeda,” sambungnya.

Hal itu dibuktikan dengan setiap permasalahan di Indonesia, petugas keamanan masih mengedepankan penyelesaian dengan cara kekeluargaan dan juga gotong royong.

“Oleh sebab itu, mari kita tanamkan nilai-nilai luhur Pancasila kedalam kehidupan kita,” himbaunya.(redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *