NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
Umat Katolik Terima Abu Tanda Penebusan Dosa – Reportase Papua

Umat Katolik Terima Abu Tanda Penebusan Dosa

banner 120x600

Sentani – Ratusan umat Katolik mengikuti Misa Rabu Abu di Gereja Katolik Sang Penebus, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (06/03/2019) malam.

Pastor Paroki Sang Penebus, Pater Hendrik Nahak, OFM dalam homilinya menyebutkan bahwa Rabu Abu adalah permulaan masa prapaskah.

Oleh sebab itu dirinya mengajak selurub umat Katolik yang berada dalam Paroki Sang Penebus sekira dapat mengoreksi diri dan dapat berpuasa serta berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan penebusan dosa.

“Abu yang dioles di dahi adalah pengingat agat seluruh umat Katolik bertobat dan percaya akan Injil. Abu ini juga sebagai pengingat bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini dan sebagai tanda bahwa keselamatan itu hanya ada pada Allah” katanya dalam homili.

Pater Hendrik juga menyebutkan, berpantang dan berpuasa itu tidak dipaksakan, karena menurutnya kedua hal tersebut merupakan persoalan hati bagaimana umat ingin mendekatkan diri kepada Allah.

“Jadi jangan berpuasa dan berpantang kalau hanya untuk pamer saja, kalau saya sudah menjalankan apa yang diamanatkan gereja. Tapi harus benar-benar dari hati karena ini adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk penebusan dosa” ujarnya.

“Kalau cuma untuk pamer agar dapat pujian dari saudara-saudara kita yang lain itu salah. Pamer juga percuma” tambahnya.

Pater Hendrik juga megimbau kepada seluruh umatnya agar tidak hanya bertobat di masa prapaskah saja.

“Pertobatan itu jangan hanya dilakukan pada masa prapaskah saja tapi harus seumur hidup, karena itulah sikap umat Katolik yang sebenarnya yang selalu rendah hati dan penuh kasih” tandasnya.

Untuk diketahui, berpuasa dalam agama Katolik ialah cukup makan sekali dalam sehari hingga hari dimana Yesus bangkit dari kematian.

Sementara abu yang dioles di dahi umat oleh imam, diakon dan biarawan-biarawati berasal dari daun dan dahan Palma (palem) yang digunakan di misa Minggu Palma pada tahun sebelumnya.

Di masa prapaskah ini, umat Katolik seluruh dunia juga diwajibkan untuk mengikuti serangkaian upacara keagaamaan untuk mengenang wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. (yurie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *