RANSIKI, Reportasepapua.com – Dorkas Inden, salah satu tokoh perempuan Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) yang turut ikut andil dalam pemekaran daerah tersebut meminta sekiranya pemerintah daerah dapat memperhatikan seluruh tokoh yang berjuang pada masa lalu sehingga Kabupaten Manokwari Selatan ini dapat berdiri.
Permintaannyapun tidak muluk-muluk, ia hanya meminta sekiranya pemerintah daerah dapat membacakan nama para tokoh yang telah berjuang sehingga Mansel bisa berdiri sendiri seperti saat ini.
Dorkas mengisahkan, ia dan kakanya yakni Lewi Inden yang kini telah berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa dan beberapa tokoh yang lainnya berjuang habis-habisan agar daerah ini dapat bediri sendiri.
Diapun mengungkapkan alasan ia bersama tokoh pemekaran Mansel yang lain terus berupaya agar daerah tersebut dapat berdiri sendiri karena melihat para pemuda Mansel pada masa itu sangat sulit mendapatkan pekerjaan.
“Karena waktu itu adik dan anak-anak kami susah sekali dapat pekerjaan, ada yang harus ke Manokwari, Bintuni, Wondama dan daerah lain hanya untuk mencari pekerjaan. Sedangkan kalau mau dipikir, Ransiki dan seluruh distrik disini (Kabupaten Manokwari Selatan) sangat luas kenapa tidak dimekarkan saja jadi kabupaten sehingga anak-anak kita tidak perlu lagi mencari pekerjaan diluar. Karena dengan mereka bekerja disini mereka juga telah membantu untuk membangun daerah ini” kata Dorkas usai upacara HUT Kabupaten Mansel yang dilaksanakan di Lapangan Garuda, Ransiki (16/11).
Atas dasar itulah kakaknya Alm. Lewi Inden dan sejumlah tokoh pemekaran lainnya langsung membuat konsep untuk pemekaran daerah tersebut.
Dan pada akhirnya setelah tujuh tahun berjuang untuk pemekaran daerah tersebut Surat Keputusan (SK) tahun 2012 tentang pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) keluar.
“Dan pada saat itu kami sangat bersyurkur bahwa apa yang telah diperjuangka ini telah disetujui oleh presiden dan ini merupakan hadiah terakhir untuk kakak saya Lewi Inden sebelum ia berpulang, saat itu beliau hanya sempat melihat karateker bupati saja tapi dengan begitu dia merasa perjuangannya tidaklah sia-sia” tukasnya.
Oleh sebab itu ia meminta sekiranya pada perayaan HUT Kabupaten Manokwari Selatan di tahun-tahun berikut agar nama-nama tokoh pemekaran dapat dibacakan dalam upacara ataupun dibuatkan suatu tugu agar masyarakat dapat mengenang jasa-jasa para tokoh ini yang telah berjuang untuk memekarkan daerah tersebut.
Sekda Kabupaten Manokwari Selatan, dr. Hengky V. Tewu di temui ditempat yang sama saat dimintai tanggapannya soal permintaan tersebut menuturkan bahwa beberapa tahun lalu Pemkab Mansel pernah membuat seminar tentang ulang tahun Mansel dan para tokoh yang terlibat dalam pemekaran daerah tersebut.
“Usulan itu sangatlah baik untuk dibuatkan monumen ataupun dalam bentuk lainnya yang jadi simbol bahwa para pejuang itu dihargai, kami dua atau tiga tahun lalu pernah membuat seminar tentang ulang tahun Mansel dan tokoh-tokoh yang terlibat disitu, jadi sesama mereka mendiskusikan karena sesudah kejadian berlalu biasanya orang mengingat-ingat siapa yang terlibat dan kita sudah membuat seminarnya dan tentunya kami masih terus memperbaiki itu dengan meminta masukan dari pihak lain” katanya.
Sekda menambahkan untuk pembanguan monumen yang diminta ini memang sudah dipirkan oleh pemerintah setempat tapi belum dapat terealisasi dalam waktu dekat ini.
“usulan ini sangat bagus, cuma mungkin untuk hari-hari ini mungkin belum bisa karena tidak ada duitnya, karena kalau sekarang ini fokusnya masih pada standar pelanyanan biasa yaitu pendidikan, kesehatan dan penanganan covid 19” tutupnya. (yurie)