JAYAPURA, REPORTASEPAPUA – Jelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 November 2024 mendatang, bursa Calon Gubernur (Cagub) Papua mulai mengerucut.
Ada nama-nama besar yang bermunculan saat melakukan pendaftaran di partai politik, seperti mantan Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw, eks Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano, Kapolda Papua Matius Fachiri serta politisi Boy Markus Dawir dan Yunus Wonda.
Kendati begitu, daftar calon wakil gubernur (Cawagub) seperti belum nampak. Salah satu nama yang sudah menyatakan siap menjadi cawagub adalah Elisa Auri, mantan Asisten Bidang Umum Sekda Papua.
Berkarir sebagai ASN selama 25 tahun, Elisa dipandang cakap untuk mendampingi para cagub yang sudah menyatakan maju di Pilgub Papua. Apalagi Elisa merupakan sosok pamong yang sewaktu menjabat, tidak pernah melakukan perbuatan melawan hukum.
“Saya pikir yang cocok atau pas untuk dampingi para kandidat Cagub Papua yang sementara ini mempersiapkan diri untuk maju dalam proses Pilkada Gubernur 2024-2029, sabagai mantan ASN saya ingin mengajukan seorang figur pamong yang pernah bekerja di pemerintahan.”
“Yaitu Elisa Auri, SE, MM. Beliau punya pengalaman di dunia pemerintahan cukup baik, dengan pergaulan serta sifat beliau sejak berkarir tidak pernah melakukan hal yang berlawanan dengan negara. Beliau sangat aktif cakap menjalankan tugas negara dan bisa membantu calon gubernur untuk memperbaiki birokrasi pemerintahan,” terang Tokoh Adat Kayu Batu, Zet M. Makanuay, SE, M.Si, di Kota Jayapura, Kamis (16/5/2024).
Pensiuan PNS yang berkarir di birokrasi sejak 1986 – 2018 tersebut, pernah merasakan kepemipinan Elisa Auri di Biro Umum Setda Papua yang dinilainya sangat adil dan bijak dalam memimpin. Elisa bahkan tak segan-segan memberikan penghargaan tetapi juga sanksi kepada pegawai yang tak patuh.
“Saya kira seluruh ASN Pemprov Papua mengenal sosok beliau yang sangat baik. Jadi, sangat disayangkan apabila ada pemikir dan sosok seperti beliau ini yang tidak dilibatkan untuk membantu pemerintahan,” ujar ia.
Sementara menyoal sisilah keluarga Elisa Auri yang bukan anak adat Tabi dan Saireri, Zet menyebut hal itu sama sekali tak menjadi masalah. Sebab Elysa sudah berkarir di tanah Tabi dan Saireri sejak menjadi seorang abdi negara.
“Beliau ini kan sudah lama sekali di tanah Tabi dan Saireri. Beliau sudah mengabdi dan membangun di tanah ini. Sehingga kami pikir itu tidak lagi menjadi masalah sebab hati dan pikiran beliau juga sudah sama dengan kami yang ada di wilayah Papua ini,” tandasnya.