SENTANI, Reportasepapua.com – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mendatangi warga yang terdampak banjir di Perumahan BTN Gajah Mada, Kampung Yahim, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Banjir ini terjadi setelah sungai atau kali yang berada di samping perumahan warga meluap akibat diguyur hujan deras pada Sabtu (15/12) dan Minggu (16/12) lalu itu terjadi pada ratusan unit rumah warga yang berada di BTN Gajah Mada, Kampung Yahim, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Akibat banjir di pertengahan bulan Desember 2018 lalu itu menggenangi ratusan rumah, juga sejumlah barang milik warga seperti peralatan rumah tangga, kasur, alat elektronik serta kendaraan roda dua ikut terendam banjir.
Dalam kunjungannya tersebut, Bupati Mathius memastikan semua korban ingin direlokasi.
“Berdialog dengan warga tadi (kemarin sore), mereka semua menginginkan untuk meninggalkan tempat ini. Dari kunjungan lapangan itu, kita memang melihat kondisi tempat ini sebenarnya tidak layak untuk pemukiman. Karena ini dusun Sagu, jadi rendah sekali posisinya, sementara danau Sentani disana itu lebih tinggi dari lokasi ini,” terang Mathius kepada wartawan, Kamis (24/1/2019) sore.
Anas juga memastikan akan memanggil pihak pengembang pertama dan kedua.
“Oleh karena itu, nanti kami dari pemerintah daerah akan mengundang pihak pengembang rumah, baik itu pihak pengembang yang pertama maupun yang kedua, kemudian memanggil pihak perbankan atau bank-bank yang memberikan kredit dan juga kami akan memanggil pihak REI (Real Estate Indonesia), karena semua pengembang rumah ini ada dibawah REI,” ucapnya.
“Nanti kita juga akan coba panggil pihak-pihak lain. Karena situasi dan informasi ini sampai di pemerintah pusat maka kita juga akan mengundang dari Kementerian PUPR, untuk bagaimana laporan yang ada disana itu mereka merespon dan kita coba diskusikan,” tambah Mathius Awoitauw.
Selain itu, Bupati Mathius mengharapkan kepada semua pihak bisa hadir pada pertemuan yang akan dihelat pada pekan depan.
“Saya berharap pada minggu depan semua bisa siap hadir, kita bisa gelar pertemuan tersebut. Karena itu, saya tadi (kemarin) sudah meminta dari warga agar tim yang ada disini bisa menyiapkan data. Supaya bisa dibahas dan dibicarakan disitu agar semua transparan atau terbuka. Sehingga semua bisa sepakat untuk mencari jalan keluar,” harapnya.
“Kalau relokasi terjadi, berarti harus ada tempat yang sesuai dan proses-proses pemukimannya juga bisa ditempuh dengan cara benar seperti perijinan, studi kelayakan maupun lainnya agar tidak lagi terjadi seperti ini. Apalagi ini ada indikasi-indikasi kecurangan dan pemalsuan dalam proses-proses perijinan. Saya pikir ini tidak boleh main-main, dan saya sebagai kepala daerah akan menindak tegas untuk situasi ini atau siapapun yang bermain disini,” pungkasnya. (yurie)