Jayapura, reportasepapua.com – Tanggal 1 Mei biasanya di peringati sebagai hari integrasi Papua ke NKRI, atau merupakan hari dimana resminya Papua bergabung ke dalam pangkuan Negara Republik Indonesia (NKRI)
Untuk itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Barisan Merah Putih (BMP) Provinsi Papua, Yonas Alfons Nusy menegaskan, tidak ada sedikitpun indikator atau hal-hal yang mengatakan bahwa itu merupakan aneksasi Indonesia atau lain sebagianya.
“Makanya 1 Mei ini merupakan hari dimana seluruh rakyat Indonesia, bahkan dunia internasional mengakui Papua bagian integral dari NKRI,” kata Nusy kepada Wartawan di Hotel Fave Kota Jayapura, Senin (29/4/19).
Maka dari itu legislator Papua ini mengingatkan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mesti menghindari hal-hal yang bernuansa politik, sebab hal itu dapat menjerat atau menjerumuskan kita kepada masalah hukum yang berlaku di negara ini.
“Makanya pada 1 Mei nanti, kami dari BMP Papua dan Papua Barat akan melaksanakan upacara peringatan hadirnya Papua dalam NKRI. Sehingga
kami namakan hari ini, sebagai hari Persatuan Masyarakat Nusantara, yang harus kita jadikan sebagai hari bersejarah.
Apalagi saat ini kata Nussy, pihaknya sedang mengusulkan kepada Presiden RI untuk menetapkan tanggal 1 Mei ini berubah sebagai hari vakultatif yang nantinya dipahami kenapa harus peringati hari 1 Mei ini.
“Jadi ini bagaimana merangkul rakyat Indonesia atau masyarakat nusantara untuk bersatu kembali sebagai bagian dari NKRI. Makanya kita namakan Hari Persatuan Masyarakat Nusantara,” jelasnya.
Bahkan kata Nussy, upacara tidak hanya akan dilakukan di Kota Jayapura, tapi juga di beberapa kabupaten di antaranya Kepulauan Yapen, Merauke dan lainnya. Upacara ini dilakukan dalam rangka bagaimana generasi muda Papua dapat memahami, bahwa tanggal 1 Mei itu adalah hari bersejarah yakni Hari Persatuan Masyarakat Nusantara, bukan hari aneksasi yang setiap saat di dengungkan oleh beberapa kelompok yang ingin menentang ideologi Pancasila.
“Jadi ini bukan hal yang baru bagi kami untuk itu, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat jangan lakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan UU yang berlaku di Indonesia. Kita mesti kosentrasi pada even besar yang kita kawal, yakni PON. Jangan kosentrasi pada hal-hal politik yang nantinya menyesatkan kita dalam membangun negeri ini,” tandas Yonas Nussy.
Menurutnya, jika setiap saat melakukan kegiatan-kegiatan politik, maka ini nanti peluang ekonomi yang menjadi harapan kita untuk bisa berkarya, ini akan diambil oleh saudara-saudara kita yang lain, khususnya kita anak-anak asli Papua.
“Nah ini yang harus kita sudahi kegiatan-kegiatan ini dan pada tanggal 1 Mei mendatang, saya mohon tidak ada lagi pergerakan-pergerakan yang ingin menyampaikan aspirasi atau melakukan kegiatan-kegiatan aneksasi dan lain sebagainya. Mari kita fokus sudahi ini semua,” pintanya.
Yonas Nussy menambahkan, sebaiknya datang baik-baik ke Pemerintah atau ke DPR lalu menyampaikan apa yang menjadi harapan-harapan kita untuk pembangunan nasional.
“Jadi itu yang perlu kami sampaikan pada kesempatan hari ini, sehingga tanggal 1 Mei mendatang kami usulkan ke pemerintah pusat, untuk jadikan sebagai hari Persatuan Masyarakat Nusantara di Republik Indonesia yang di suarakan dari Papua. Semoga Wali Kota dan para bupati merespon, terhadap apa yang kami sampaikan ini, sebagai tokoh masyarakat dan sebagai tokoh pejuang untuk kepentingan generasi kita kedepan agar dapat memahami bahwa, kita ini adalah bagian integral dari NKRI,” pungkasnya. (Tiara)