Wondama, Reportasepapua.co.id – Lahan memiliki peran vital dalam produksi pertanian. Oleh sebab itu, optimalisasi lahan pertanian baik berupa hutan primer, atau lahan tidur sebaiknya dimanfaatkan jadi lahan prokdutif pertanian, dalam ekeselerasi penanganan darurat pangan.
Tentu penanganan dadurat pangan, melalui optimalisasi lahan pertanian dalam jumlah besar akan sangat baik, dalam memenuhi target-target ketersediaan pangan, baik secara nasional, maupun lokal.
Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Teluk Wondama, tahun ini telah melakukan uji coba, penanam padi seluas kurang lebih, 1,5 hektar. Uji coba tersebut di lakukan di distrik Nikiwar.
Kepala dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Teluk Wondama, Korneles Paduai S,ST.MP, mengatakan, uji coba penanaman padi, di distrik Nikiwar menuai hasil yang sangat memuaskan. Bahkan, kata Paduai, perluasan lahan pertanian di distrik Nikiwar, berdampak sangat baik, pada ekonomi petani setempat, pasalnya produksi padi yang di hasilkan dari 1,5 hektar uji coba itu, menghasilkan 1 ton lebih beras bersihnya.
‘’Kami sudah lakukan uji adaptasi, dan masyarakat sangat respon, dengan kegiatan ini. uji coba tanam padi kita lakukan sebanyak kurang lebih 1,5 hektar, dan hasil produksi sangat baik. kami gunakan benih padi label putih Maipongga. Dari hasil uji coba, penanaman padi, petani mendapat 1, 5 ton, padi gabah kering giling, dan setelah mereka giling bersih, menjadi beras sebanyak 1 ton. selebihnya padi yang dihasilkan, digunakan lagi sebagai benih untuk di tanam kembali,’’tutur Paduai.
Bertepatan dengan hal tersebut diatas, Paduai juga mengaku saat ini, dirinya tengah menjalani studi Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) di Ciawi Bogor Provinsi Jawa Barat.
Paduai, yang saat ini aktif, menjabat sebagai kepala dinas Pertanian, Kabupaten Teluk Wondama, dia mengaku, melalui PKN II yang dimumpuninya itu, ia telah menyusun proyek perubahan dengan judul ‘’Strategi Peningkatan Pendapatan Petani, Melalui Optimalisasi Lahan Pertanian di Kabupaten Teluk Wondama.’’, sebagai tugas akhir dari studi PKN II tahun 2024.
Paduai mengatakan, proyek perubahan yang di lakukannya itu, terbagi dalam 3 tahapan waktu, yakni proyek perubahan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
‘’saya mengikuti pendidikan, selama 4 bulan, dan berakhir pada bulan september tahun ini. PKN II tahun 2024, kita di tuntut, melakukan suatu proyek perubahan, di daerah masing-masing. Maka, saya memilih satu judul proyek perubahan. Yaitu ‘’ Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Optimalisasi lahan Pertanian di Kabupaten Teluk Wondama,’’, ungkap Paduai.
Lanjut kata Paduai, judul proyek perubahan, yang di lakukannya itu, seiring dengan visi misi kementrian pertanian Republik Indonesia, dan seiring dengan visi dan misi kabupaten Teluk Wondama.
‘’ Saya melakukan optimalisasi lahan, karena kita tahu bahwa visi dan misi dari kementrian pertanian adalah, mewujudkan pertanian yang mandiri, maju dan modern, untuk Indonesia yang maju, berdaulat, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong. Sejalan dengan itu, visi dan misi kabupaten Teluk Wondama yakni, meningkatkan pendapatan petani atau kelompok petani di kabupaten Teluk Wondama, melalui pemanfaatan, lahan pekarangan, dan kegiatan ekstensifikasi lahan pertanian, untuk menjawab kebutuhan pangan lokal,’’. Jelas Paduai
Dalam jangka 3 fase waktu, proyek perubahan yang di berikan, oleh pihak BBPMKP Ciawi-Bogor, dan wajib dilaksanakan oleh setiap peserta PKN II 2024. Paduai mengaku, saat ini, ia telah melaksanakan kegiatan, optimalisasi lahan primer, menjadi lahan, siap di tanami padi, oleh petani setempat (petani di Nikiwar).
Tak hanya itu, Paduai juga mengaku, berkat sinergitas seluruh bidang, yang ada dalam dinas yang ia pimpin itu, yakni bidang Tanaman Pangan, Ketahanan Pangan, Hortikultur dan bidang Penyuluhan, telah menyediakan seluruh sarana dan prasarana, proyek perubahan, jangka waktu menengah, bahkan jangka panjang.
‘’ Proyek Perubahan, untuk jangka pendek hanya kurang lebih 2 bulan. Dengan proyek perubahan 2 bulan jangka pendek, saya melakukan optimalisasi lahan seluas 7,5 hektar awalnya kami targetkan 5 hektar tetapi ini lebih. Mulai dari pembersihan lahan (masih hutan Primer), kemudian pengolahan tanah, perataan permukaan tanah, pemetakan larikan, termasuk melakukan pembagian lahan, sesuai dengan kepemilikan lahan, dari masing-masing petani Werianggi distrik Nikiwar. Lahan ini siap di tanami padi’’.ujar Paduai
‘’Untuk jangka menegah, dan jangka panjang, saat ini, sarana prasarana pertanian mulai dari benih, alat pertanian ringan, termasuk insentif, untuk penanaman padi, sudah kami distribusikan. Dalam jangka 6 bulan kedepan ini, kami berharap petani, sudah menanam padi. Karena insentif kami sudah serahkan, benih padi kami sudah siapkan dan distribusi, untuk jangka menengah. Kami juga melakukan kegiatan pelatihan petani, bagaimana budidaya padi, pengendalian hama, pemeliharaan, kami lakukan selama kurang lebih 6 bulan kedepan,’’tukas Paduai.
Paduai juga berharap, melalui proyek perubahan, yang di lakukannya itu, bermanfaat, dan dapat memenuhi, kebutuhan pangan, terutama kebutuhan pangan beras, dan tentunya, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, melalui produksi pertanian.
‘’Saya berharap, dengan pelaksanaan kegiatan, proyek perubahan ini, akan menjadi, suatu titik tumbuh, ekonomi masyarakat. Distrik Nikiwar menjadi salah satu daerah pertanian yang maju kedepannya, akan ada 200 hektar pengembangan padi sawah di tahun mendatang ini, (tahun 2025)’’tutup Paduai. (SR)