JAYAPURA,REPORTASEPAPUA.COM – Bantuan 50 ekor bibit babi kepada masyarakat pengungsi Nduga di Wamena oleh PT Inalum 18 Februari silam, dinilai tidak tepat sasaran oleh politisi.
“Masyarakat Nduga sangat kaget atas bantuan dari PT INALUM, karena menurut mereka bantuan tersebut tidak tepat sasaran,”kata Politisi Perempuan sekaligus Calon Legislator Nasdem, Yacoba Lokbere kepada awak media, Kamis (21/2/2019) malam.
Yakoba yang merupakan anak asli nduga knj mengaku jika yang dibutuhkan masyarakat pegungsi saat ini adalah tempat tinggal dan bahan makanan bukan bibit peternakan.
“Jangankan mau memberi makan babi, memberi makan diri sendiri saja masyarakat Nduga sedang krisis saat ini, sehingga jangan sudah.” katanya
Ia mengatakan, seharusnya PT Inalum lebih peka terhadap kebutuhan krusial masyarakat pegungsi. Sebab banyak titik sasaran yang seharusnya di lebih di prioritaskan dalam bantuan tersebut, seperti asupan gizi untuk anak-anak pegungsi, serta pendidikan yang sejak mengungsi anak-anak ini tidak dapat bersekolah
“Saat ini yang mereka butuhkan yaitu pendidikan serta kesehatan, ada sekitar 700 anak-anak yang mengungsi dan tidak dapat bersekolah,” ungkapnya.
Ia menerangkan pendidikan di Nduga saat ini dalam kondisi yang darurat sementara beberapa waktu kedepan akan segera dilaksanakan ujian nasional.
“Saya sangat menyayangkan kondisi anak-anak tersebut, harusnya pendidikan menjadi prioritas utama terhadap generasi bangsa,”terangnya.
Sehingga dirinya mengatakan semestinya bantuan yang diberikan oleh PT INALUM berupa bantuan alat pendidikan atau bahkan tenaga pengajar.
“Untuk saat ini anak-anak hanya mendapatkan pendidikan dalam suatu tempat darurat yang didirikan tak jauh dari gereja dan masing-masing distrik menyiapkan guru,” ucapnya.
Ia berharap PT INALUM kedepannya bisa lebih bijak melihat situasi yang saat ini sedang dialami dan dibutuhkan oleh masyarakat.
“Harus lakukan peninjauan atau survey agar bantuan yang diberikan adalah bantuan yang bermakna serta menyentuh hati orang yang menerima bantuan tersebut,”harapnya.(Redaksi)