SENTANI, Reportasepapua.com – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Jayapura, Adolf Yoku, S.P., M.M., menginginkan adanya perubahan pola pikir atau mindset masyarakat. Terutama para petani di wilayah ini, agar dapat meninggalkan pola pikir konsumtif beralih ke pola pikir ekonomis.
Demikian disampaikan Adolf Yoku saat mengunjungi Kelompok Tani Wanita Dasa Wisma PKK Kampung Sabron Yaru, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, belum lama ini.
Dinas TPH Kabupaten Jayapura sedang berupaya mengadvokasi para petani di daerah ini untuk memiliki pola pikir yang ekonomis.
“Artinya, petani jika berkebun maka hasilnya tidak hanya untuk di makan. Tetapi, lainnya dapat dijual. Dengan demikian, ada pendapatan bagi keluarga dari usaha berkebun,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala SPMA Pertanian di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
Merubah pola pikir petani, menurut Adolf Yoku, perubahan pola pikir tersebut harus diikuti dengan cara bertani. Petani tradisional lebih cenderung membuka usaha pertanian hanya untuk tujuan pemenuhan kebutuhan makan saja.
Sedangkan petani modern, kata Adolf, membuka usaha pertaniannya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Sehingga dalam usaha pertaniannya menggunakan teknologi modern, mulai dari persiapan lahan, penanaman hingga masa panen nanti.
“Salah satu contoh yang kami damping adalah Kelompok Tani Wanita (Keltawan) Dasa Wisma PKK Kampun Sabron Yaru. Yang mana, kelompok tani wanita tersebut mampu memanfaatkan pekarangan rumah untuk usaha pertanian,” imbuh pria yang mahir berbahasa Jepang tersebut.
Dikatakan, pihaknya selalu berada di tengah-tengah petani. Banyak petani di daerah ini yang telah meninggalkan pola pikir konsumtif dan beralih ke pola pikir ekonomis.
Dijelaskannya, kelompok tani Wanita Dasa Wisma PKK di Sabron Yaru itu merupakan salah satu kelompok tani binaan Dinas TPH Kabupaten Jayapura. Pihaknya, ke depan terus menyampaikan kepada petani untuk serius melakukan usaha pertanian. Sebab, jelang iven PON XX Tahun 2020 di Papua nanti akan tercipta peluang pasar yang besar.
“Petani dari sekarang harus bertani dengan komoditas unggulan, agar memasuki tahun 2020 nanti petani telah memahami cara bertani yang menguntungkan dari aspek ekonomi,” tandas Adolf Yoku. (yurie)