Penyerahan Senjata Oleh KSB Di Puncak Jaya Disambut Dengan Apel Luar Biasa Forkopimda

Pengembalian senjata laras pendek dari KSB dari Bupati Puncak Jayapura kepada Dandim dan Kapolres
Pengembalian senjata laras pendek dari KSB dari Bupati Puncak Jayapura kepada Dandim dan Kapolres
banner 120x600

PUNCAK JAYA, Reporyasepapua.com – Pengembalian senjata laras pendek dan empat butir amunisinya dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang juga menjadi tanda kembalinya seorang anggota KSB bernama Tendison Enumbi ke pangkuan NKRI, tampaknya merupakan peristiwa yang luar biasa.
Hal itu, dengan disambutnya pengembalian senjata tersebut dalam apel luar biasa Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkopimda) Kabupaten Puncak Jaya yang dipimpin langsung Bipati Puncak Jaya, Yuni Wonda, SIP, MM di alun-alun Kota Baru Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Senin (22/6/20) pagi.

Dalam Apel Luar Biasa Forkopimda, tersebut dihadiri TNI, Polri, ASN, Instansi vertikal, Ormas dan Pimpinan Denominasi Gereja dan Masjid di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.

Penyerahan berlangsung dramatis, Senpi laras pendek Baretta berkelir hitam dengan 5 butir peluru diserahkan perwakilan KSB oleh sdr. Koti Weya (Anggota DPRD Dapil Mewoluk) dan selanjutnya dibuktikan dengan Berita acara penyerahan.

Prosesi selanjutnya, Bupati Yuni Wonda menyerahkan kepada Aparat TNI Polri, yakni Dandim 1714/PJ Letkol Inf. Agus Sunaryo dan Kapolres Puncak Jaya AKBP. Drs. Mikael Suradal, MM disaksikan Wakil Ketua Klasis GIDI Pdt. Telius Wonda dan Ketua DPRD Zakarias Telenggen.

Bupati Yuni Wonda, dalam arahannya menyampaikan bahwa Tendison Enumbi yang merupakan salah seorang Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) di Kabupaten Puncak Jaya dengan kesadaran diri sendiri telah menyerahkan senjata api kepada Negara.

“Ini merupakan hasil kerjasama dengan melakukan pendekatan dan komunikasi yang kita bangun selama ini sehingga masyarakat dapat membangun kepercayaan kepada Pemerintah,” ungkap Bupati.

Ditanya terkait kronologis awal penyerahan, Bupati menerangkan bahwa, Tendison memang memiliki itikad baik dan niat untuk kembali ke NKRI.

Namun pada hari Jumat (19/6) Tendison mengalami kecelakaan dibDiatrik Mewoluk, hingga senjata apinya meledak dan melukai kaki kanannya.

Tiga butir peluru bersarang di tubuhnya.

Bupati Puncak Jaya mengatakan bahwa yang bersangkutan (sdr. Tendison) kemarin telah dirujuk ke RSUD Dok. II Jayapura dengan protokol kesehatan.

“Ini adalah hal yang sangat luar biasa, kejadian ini bukan serta -merta diserahkan begitu saja, namun telah melalui proses panjang yakni pendekatan dan penggalangan kepada saudara Tendison, sehingga terus melakukan komunikasi kepada kami,” ungkap Dandim 1714/PJ Letkol Inf. Agus Sunaryo.

“Kemudian kami mengajak untuk menyerahkan senjata. Tendison juga sempat menyampaikan bahwa dirinya ingin kembali ke jalan yg benar dan hidup normal,” sambung Dandim.

Di kesempatan sama, Kapolres Puncak Jaya, AKBP. Drs. Mikael Suradal, MM mengungkapkan, bahwa sebagai Aparat Keamanan, pihaknya sangat mengapresiasi peristiwa tersebut.

“Karena sesuai Undang – undang Nomor 12 Tahun 1951 bahwa Masyarakat Sipil tidak berhak Menggunakan Senjata Api, sehingga penyerahan senjata api merk baretta ini selanjutnya dapat kami lanjutkan dengan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut untuk menelusuri dan mengurai sejauh mana informasi dan peruntukkan senjata api dimaksud selama ini,” ungkap Kapolres.

Ketua DPRD Zakarias Telenggen dalam kesempatan yang sama juga mengajak kepada seluruh jajaran dan stakeholder Puncak Jaya untuk terus melakukan pendekatan dan pemahaman kepada masyarakat.

“Senpi itu milik dan aset negara jadi masyarakat tidak berhak menggunakannya. Pola pendekatan kepada mereka juga harus persuasif,” ungkap Zakarias tegas

Menutup penjelasannya, Bupati menyampaikan dan mengajak seluruh pemangku kepentingan di Papua khususnya Puncak Jaya bahwa Tanggungjawab untuk menjaga keamanan di Kabupaten Puncak Jaya bukan hanya tanggungjawab TNI/Polri, tapi seluruh masyarakat yang berada di Kabupaten Puncak Jaya.

“Pendekatan persuasif dan membantu mereka dengan baik jika mereka mengalami kesulitan itu menjadi faktor mereka tertarik, bukan janji atau barang besar tetapi perhatian dan empati itulah kunci perubahan cara pandang mereka terhadap pemerintah.”ungkap Bupati Yuni yang hari ini juga genap berusia 45 tahun.

Dihari ulang tahunnya juga, Bupati mengungkapkan kunci keberhasilan pengembalian senpi dan kembalinya Saudara Tendison ke pangkuan NKRI adalah sinergi dan kerjasama serta komunikasi dan stakeholder yang ada.(redaksi reportase)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *