Pemuda Papua Akan Bergerak Ke 7 Wilayah Adat Untuk Sampaikan Pesan Damai

Prihatin dengan Situasi Papua, Gerakan Pemuda Untuk Pemulihan Papua Melaksanakan Deklarasi dan Damai bersama para Tokoh Pemuda Serta Masyarakat Mendeklarasikan Serta Menyerukan, Yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. (foto/ist)
banner 120x600

JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Prihatin dengan Situasi Papua, Gerakan Pemuda Untuk Pemulihan Papua Melaksanakan Deklarasi  dan Damai bersama para Tokoh Pemuda Serta Masyarakat Mendeklarasikan Serta Menyerukan, Yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Dalam arti Manusia Indonesia dari Merauke sampai Sabang, dari Miangas sampai Pulau Rote adalah manusia beradab, berbudaya, berperikemanusiaan dan memiliki kasih.

 

“Tragedi Wamena, Nduga, Deiyai dan Kota Jayapura harus menjadi koreksi dan refleksi kita semua untuk berbenah atas segala kesalahan dan kekeliruan kita selama ini, Kita semua telah menjadi korban dari perilaku rasis, diskriminatif dan berita HOAX, Hentikan rasisme dan diskriminasi! Hentikan menyebarkan berita HOAX!! Hentikan kekerasan atas nama Negara terhadap sesama anak bangsa!!!,

Stop bilang “ko pendatang, sa asli” , Stop bilang, “ko gunung, sa pante,  Orang Papua harus dilihat karena dia memiliki hati Papua,” Tegas Alberto G. Wanimbo, S.IP, Ketua DPD KNPI Papua.

 

Selain itu juga dalam seruan menegaskan Apa artinya ko Papua, tapi ko tidak punya hati untuk Papua.

Di Jakarta, di Bandung, di Bali, di Surabaya, di Malang, di Medan, di Aceh, di Manado dan di Makassar, tidak ada istilah “ko pendatang, sa asli”, tapi masing-masing pihak sadar diri dan tahu siapa dirinya.

 

“Jiwa dan Raga kita dipersatukan karena ikatan sejarah yg telah berlangsung berabad-abad lamanya.

Tuhan tidak bisa dipaksa dengan  kepentingan pragmatis oleh pihak-pihak tertentu, apalagi hingga harus mengorbankan nyawa orang lain demi sebuah perjuangan. Di hadapan Tuhan semua nyawa berharga, dan tidak ada pengecualian,” Tutur Seluruh Tokoh yang Membacakan Seruan secara bersama sama.

 

Para Tokoh Pemuda ini Mengakui bahwa Tragedi Wamena yang memilukan hati kita semua bukan konflik agama. Karna itu kami menolak secara tegas gerakan HTI dan Kelompok radikal yg secara masif masih bergerak di Tanah Papua walaupun sudah di bubarkan Pemerintah. Di Tanah Papua, tidak akan ada dan tidak pernah ada konflik agama, karena orang Papua sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keyakinan.

 

“Papua Tanah Damai karena kita semua cinta kedamaian.

Siapapun dia yang hidup di atas tanah Papua harus memiliki sikap hidup damai. Jika tidak, maka dia tidak pantas disebut sebagai Orang Papua,” Tegasnya.

 

Pembacaan Deklarasi dan Seruan tersebut sekaligus menandai dimulainya agenda Road Show Kebangsaan oleh Tim Gerakan Pemuda untuk Pemulihan Papua Sebuah Gerakan Perdamaian dan Persatuan Pemuda Papua dan akan bergerak ke 7 wilayah adat.

Hadir dalam Deklarasi ini, Victor Abraham Abaidata, SH , Ketua DPW HPPI Papua, Amir M. Madubun, SH., Ketua GP Ansor Papua,  Robby Png Kbarek, SE , Seniman dan Musisi Papua  Muh. Amin Luther, SE , Senior Aktivis Pergerakan,  Yves Piere Papare (Cucu Pahlawan Nasional Silas Papare)., Ketua KNPI Papua  Alberto G. Wanimbo, S.IP, Pieter Gusbager (Ketua DPD KNPI Kab. Keerom), Otis Deda (Ketua DPD KNPI Kota Jayapura)

Erol M. Marwery, A.Md.IP , (Ketua KNPI Kab. Jayapura). (REDAKSI)

 

Respon (5)

  1. Semoga Papua segera aman, tentram dan damai. Masyarakat Papua bangsa yg bermartabat, menjunjung tinggi adat istiadat, agama, menghormati sesama suku bangsa, sy yakin segala usaha yg dilakukan utk yg terbaik membuahkan hasil yg baik.
    Selamat atas perjuangan Pemuda Papua dlm mendamaikan Negeri ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *