NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
Pemda Papua Akan Bekerjasama Negara Belgia Garap Budidaya Coklat – Reportase Papua

Pemda Papua Akan Bekerjasama Negara Belgia Garap Budidaya Coklat

banner 120x600

JAYAPURA,REPORTASEPAPUA.COM  – Duta Besar Belgia Stephane De loecker Sengaja datang berkunjung ke Provinsi Papua untuk menjajaki kerjasama dalam bidang ekonomi.Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE. MM usai menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Stephane De loecker di ruangan kerjanya, Senin (13/5) didampingi Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri, Suzana Wanggai dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Papua, Tomi Israil Ilolu mengatakan bahwa Ini merupakan penjajakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Papua dengan Pemerintah Belgia di bidang ekonomi.

Klemen Tinal mengaku, kunjungan Dubes Belgia untuk Indonesia merupakan kunjungan yang pertama kali yang baru efektif tahun lalu bertugas di Indonesia.

“Dubes Belgia memprioritaskan dan merasa Provinsi Papua yang harus dikunjungi untuk memperkenalkan diri dan untuk mengetahui situasi di Papua seperti ekonomi,” Terangnya.

Dengan adanya kunjungan ini, Dubes Belgia mendapat informasi untuk disampaikan ke Pemerintah Belgia dan masyarakat ekonomi Eropa dengan harapan kerjasama atau mereka yang berkeinginan ke Papua dalam hal ekonomi bisa mengambil kesempatan dan meningkatkan perekonomian di Papua.

“Belgia merupakan salah satu negara penghasil coklat terbesar makanya kami sampaikan dulu daerah Tabi merupakan penghasil coklat terbesar,” jelasnya.

Oleh sebab itu, jika Pemerintah Belgia berkeinginan mengambil coklat di Papua dapat melakukan bekerjasama dengan Pemprov Papua dan kerjasama dengan petani coklat dengan harapan dapat meningkatkan penghasilan.

“Saya juga sampaikan keamanan secara umum di Papua aman dan terkendali, walaupun terkadang sesuatu yang terjadi lebih karena komunikasi yang tidak berjalan dengan baik dan hal – hal ke arah faktor manusia bukan karena faktor pemerintah,” ujarnya. (berti )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *