NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
Pembatasan Sosial Kurang Efektif, DPR Papua Minta Kota dan Kabupaten Serta Mimika harus Lockdown – Reportase Papua
CORONA  

Pembatasan Sosial Kurang Efektif, DPR Papua Minta Kota dan Kabupaten Serta Mimika harus Lockdown

banner 120x600

JAYAPURA, Reportasepapua.com – Meskipun saat ini Pemerintah Provinsi Papua telah menginstruksi pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pembatasan sosial bagi masyarakat, untuk memutuskan penyebaran virus corona di Tanah Papua, namun, Wakil Ketua I DPR Papua, DR.Yunus Wonda,SH, MH menilai hal itu kurang efektif menekan lajunya penyebaran virus corona di Tanah Papua.

“Logikanya bukan setelah pukul 14.00 atau 18.00 Wit virus corona mulai menyebar. Virus corona itu dari pagi kembali ke pagi lagi dan kita tidak tahu kapan datangnya dan dari arah mana,” kata Yunus Wonda, MH, kepada Reportase Papua, Minggu (3/5).

Sebab lanjut Yunus Wonda. virus ini tak terlihat namun dapat mematikan, sehingga kalau hanya pembatasan waktu saja itu tidak bisa, dan tidak menutup kemungkinan pasien yang positif corona bisa mencapai 400 orang.

“Jadi memang untuk sementara harus lockdown total. 2 Minggu saja kita hentikan seluruh aktivitas. Tidak boleh ada satu orang pun di jalan. Itu pasti kita bisa menekan angka penderita covid-19,” tandasnya.

Untuk itu, legislator Papua ini menyarankan agar wali kota Jayapura, bupati Jayapura, bupati Mimika, DPR Papua, wakil gubernur Papua dan tim gugus tugas covid-19, membicarakan lockdown total.

“Mengapa tiga daerah ini?, karena pusat atau pintu masuk ke daerah-daerah lainnya,” jelasnya.

Apalagi ungkap Yunus Wonda, pemberlakuan pembatasan sosial akan berakhir pada 6 Mei mendatang. Sehingga bisa dilihat jumlah pasien positif yag terpapar virus corona.

“Jadi nanti disitu kita lihat jumlah pasien positif berapa, naik atau tetap. Makanya harus lockdown baru bisa tekan jumlah pasien,” pungkasnya. (Tiara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *