SENTANI, Reportasepapua.com – Mantan Ketua Sinode GKI Tanah Papua, Pdt. Albert Yoku mengungkapkan, Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang selalu di peringati setiap tanggal 01 Oktober rupanya bukan hanya untuk mengenang para pahlawan revolusi semata.
Namun baginya, Peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah cikal bakal dan juga sejarah bagi kerukunan umat bergama di seluruh Indonesia.
Diungkapkannya, memang Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah ada sebelum terjadinya peristiwa 30 September 1965.
Namun seiring berjalannya waktu paham komunisme yang tidak beradab ini muncul dan mencoba merubah isi dari Pancasila itu.
Pdt. Yoku menjelaskan bahwa pada masa itu memang semangat komunisme di Indonesia menjamur dan tumbuh pesat sehingga terjadi perbuatan yang sangat tidak manusiawi hingga 7 orang jenderal menjadi korban atas kebiadapan paham tersebut.
“Hubungannya dengan kerukunan umat beragama adalah, pada saat itu Indonesia bersatu baik pasukan ABRI maupun masyarakat sipil lintas agama bersatu untuk membasmi paham komunisme itu” kata Pdt. Yoku saat ditemui wartawan di Sentani, siang tadi.
Selain itu, dia juga mengungkapkan pada awalnya, Sila Pertama Pancasila bukanlah Ketuhanan Yang Maha Esa, melainkan ‘ketuhanan yang maha esa dengan menjalankan syariat islam’.
“Awalnya itu, tetapi dalam kesadarannya untuk Kebhinekaan dan Kemajemukan bangsa ini, Ketuhanan Yang Maha Esa lah yang ditetapkan sebagai Sila pertama, hal ini dilakukan oleh pendiri bangsa karena melihat sahabat-sahabatnya yang bergama kristen, katolik dan hindu yang ikut berjuang untuk kemerdekaan” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia selaku pendeta kristen menghayati Hari Kesaktian Pancasila sebagai momentum hari kerukunan umat bergama, “hari dimana 1 oktober merupakan momentum penting dalam sejarah dimana saudara-saudara kira yang mayoritas muslim merendahkan diri dan memberikan ruang yang besar kepada umat lain sebagai suata bangsa di Indonesia” tambahnya.
Sehingga menurutnya, Hari Kesaktian Pancasila itu harus dihayati dan dirayakan umat beragama di seluruh Indonesia.
Dia kembali menambahkan, memang PKI sebagai suatu organisasi di Indonesia adalah hal yang sangat dilarang. Namun ia tidak menampik bahwa paham dan ideologi komunisme bisa saja kembali tumbuh dan berkembang di negara ini.
“Oleh sebab itu kita harus terus waspada, cukuplah kejadian kelam di masa lalu yang sudah tuntas itu biarkan sampai disitu saja, jangan sampai terjadi lagi. karena mereka yang menganut paham komunisme pada masa itu juga sudah mendapatkan hukumannya” tukasnya.
Diapun mengimbau kepada seluruh bangsa Indonesia untuk tidak lagi menghakimi keturunan dari mereka-mereka yang mendapatkan hukuman akibat menganut paham komunisme di masa lalu.
“Ini bukan dosa turunan, jadi tidak usalah menghakimi mereka. janganlah membuat isu-isu paham komunisme ataupun PKI bangkit karena itu tidak benar. Bangsa Indonesia adalag bangsa yang besar dan selalu berpedoman pada Pancasila sebagai dasar Negara ini” pungkasnya. (yurie)