SENTANI, Reportasepapua.com – Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Eluay mengecam keras aksi pemalangan Stadion Papua Bangkit dan Bandar Udara Sentani yang dilakukan oleh oknum-oknum masyarakat adat Sentani beberapa waktu lalu.
“Sebagai tokoh dan pemimpin masyarakat adat juga saya mengecam hal tersebut. Dan saya mau sampaikan bahwa menjaga wibawa dan kreadilbiltas adat itu wajib hukumnya bagi seluruh masyarakat adat Sentani” kata Yanto kepada wartawan di Sentani, Senin (22/07) malam.
Karena menurutnya, apa yang telah dilakukan oleh para oknum tersebut sama saja telah menelanjangi diri sendiri dan telah mempermalukan masyarakat adat Sentani pada umumnya.
Dia menyarankan jika ada permasalah terkait lahan ataupun tanah adat akan lebih baik mengundang pemerintah dan pihak terkait yang memiliki kepentingan diatas tanah tersebut untuk datang ke membicarakan masalah tersebut di Obhe (pendopo adat).
“Itu adalah cara yang terhormat dan bermartabat, karena suku Sentani sejak dahulu dikenal suku yang mengedepankan musyarawarah dan mufakat” katanya.
Yanto juga menuturkan dengan adanya aksi-aksi seperti itu sama saja dengan memberikan contoh serta mengajarkan hal yang tidak benar kepada generasi suku Sentani di masa depan untuk melupakan seluruh tatanan adat istiadat suku Sentani.
“Jangankan untuk generasi kita berikutnya, dengan adanya aksi pemalangan yang dilakuna oleh oknum-oknum ini menujukan bahwa tatana masyarakat adat Sentani ini sudah rusak” ujarnya.
“Dari sisi adat aksi-aksi ini bisa dibilang sangat tidak beradap, mereka itu masyarakat adat yang tidak beradap. Kalau masyarakat adat yang beradap dia pasti menyelesaikan masalah tanah itu dengan cara yang terhormat dan dengan penuh wibawa dia akan selesaikan masalah itu” tambah Yanto.
Sekali lagi ia menyampaikan bahwa seluruh masyarakat adat di Papua, khususnya suku Sentani agar wajib menjaga kehormatan adat dan kreadibilitasnnya.
Dirinya juga tidak menampik bahwa di era globalisasi ini ada banyak pergesaran disisi adat. “Meski begitu suatu pihak tidak bisa semena-mena mengklaim ini tanahnya, ini lahanya tidak bisa karena itu semua pasti ada historynya, jadi saya sarankan stop sudah bikin aksi-aksi memalukan seperti itu, karena itu sama saja menelanjangi diri sendiri dan mempermalukan adat suku Sentani” pungkasnya. (yurie)