JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Kedatangan Utomo Mandala Putra atau yang biasa disapa Tommy Soeharto ke Papua dalam rangka meresmikan Kantor Lembaga Masyarakat Adt (LMA) Papua di beberapa Kabupaten, mendapat penolakan dari berbagai kalangan, tampaknya ditanggapi oleh Anggota Komisi I DPR Papua bidang Pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM, Yonas Alfons Nussy.
Menurutnya Legislator Papua ini menduga salah satu penyebab penolakan kedatangan Tommy Soeharto di beberapa kabupaten di Papua oleh berbagai kalangan masyarakat, lantaran jejak Orde Baru (Orba) yang banyak meninggalkan luka di hati orang asli Papua.
“Jadi masyarakat Papua khawatir Orde Baru kembali hidup, sehingga mereka tidak ingin ada lagi kesalahan yang sama pada masa mendatang,” kata Yonas Nusy.
Bahkan tandas Yonas Nussy, lembaga adat tidak boleh disusupi politik. Untuk itu, sebagai perwakilan adat di DPR Papua dari kursi pengangkatan, pihaknya tidak ingin adat digunakan sebagai alat politik.
“Jangan berupaya merebut suara dari Papua dengan cara-cara tidak benar,” tandasnya.
Untuk itu, ia meminta, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) melakukan penyelidikan jika ada pihak yang berupaya menyeret adat ke ranah politik.
Apalagi lanjutnya, jika memenuhi unsur pelanggaran atau pidana Pemilu, maka pihak terkait mesti melakukan penindakan.
“Apa pun hasil temuan Bawaslu, apakah ada pelanggaran atau tidak, harus disampaikan ke publik agar tidak menyebabkan kegaduhan di masyarakat,” tegas Yonas Nussy.(tiara)