JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Nilai Tukar Petani (NTP) di Papua pada November 2019 mengalami penurunan -0,55 persen dengan Indeks NTP 93,13. Ini disebabkan kenaikan indeks harga dibayar petani lebih besar dibandingkan indeks harga diterima petani.
“Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, kenaikan indeks NTP disebabkan oleh kenaikan indeks harga dibayar petani (lt) sebesar 0,52 persen dan indeks harga diterima petani (lb) mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,03 persen,” terang Kepala Bidang Statistik Disribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji, Rabu (4/12).
NTP Papua, kata Bambang, menurut subsektor yaitu NTP subsektor tanaman pangan 86,05, NTP subsektor holtikultura 82,08, NTP subsektor tanaman pekebunan rakyat 98,48, NTP subsektor peternakan 111,29, dan NTP perikanan 102,99.
“NTP subsektor perikanan dirinci menjadi NTP perikanan tangkap 111, 10 dan NTP perikanan budidaya 80,73,” jelas Bambang.
Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada November 2019 menunjukkan bahwa 18 provinsi mengalami peningkatan NTP, sementara 15 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. “Provinsi Riau tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaotu 2,34 persen dan Bangka Belitung mengalami penurunan terbesar yaitu -3,07 persen,” ucapnya.
Bambang menambahkan, dari 33 provinsi tercatat 24 provinsi mengalami inflasi perdesaan, 9 provinsi mengalami deflasi pedesaan, inflasi pedesaan tertinggi di Sulawesi Utara 1,12 persen dan deflasi pedesaan terbesar tercatat di Maluku sebesar -0,48 persen.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Papua pada November 2019 adalah 115,20 atau turun -0,32 persen. (Ananda)