JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua) telah memperkirakan likuiditas (kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek) pada tahun ini sebesar Rp4,5 triliun.
Dana sebesar Rp4,5 triliun akan digunakan di dua provinsi dibawah wilayah kerja Bank Papua masing – masing Rp3,72 triliun untuk Provinsi Papua dan Rp798 miliar untuk Provinsi Papua Barat.
Rudi menjelaskan, likuiditas Bank Papua yang mengalami kenaikan 80 persen tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya karena digunakan untuk membayar dana kampung, dana otonomi khusus dan gaji para aparatur sipil negara (ASN) selain persiapan natal dan tahun baru.
“Tahun lalu menghadapi Natal dan tahun baru kami menyiapkan Rp900 miliar untuk provinsi Papua dan Rp300 miliar untuk provinsi Papua Barat. Pelayanan ini melalui kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas. Kita punya 2 kantor cabang utama yakni di Jayapura dan Manokwari, di wilayah lainnya kita punya 34 kantor cabang, 66 kantor cabang pembantu serta 114 kantor kas,” kata Rudy.
Pembayaran lain, kata Rudy, dapat dilakukan melalui anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Papua di 365 ATM. Sementara persiapan pelayanan kas, Bank Papua bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) menyediakan uang tunai di 5 kas titipan BI masing – masing di Wamena, Merauke, Nabire, Bintuni dan Fak Fak.
“Jadi likuiditas Bank Papua lebih dari cukup. Kas Bank Papua di BI sebesar Rp1,26 triliun, kemudian penempatan dana tunai di BI dan bank lainnya ada sekitar Rp8,97 triliun, sangat memadai,” ucap Rudy didampingi Direktur Utama Bank Papua, F.Zendrato dan Direktur Kepatuhan Bank Papua, Jefry Sani P.S. (Ananda)