JAYAPURA,REPORTASEPAPUA.COM – Anggota Komisi V DPR Papua bidang Pendidikan, Kesehatan, Seni dan Budaya, Ignasius W Mimin mengatakan, seni dan budaya suku di Papua perlu dilestarikan dan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
Apalagi kata Mimin, semua sesuai budaya di setiap daerah sebagai salah satu upaya melestarikan seni (budaya) suku yang ada di Papua.
Politisi Partai Golkar ini mencontohkan, kabupaten di wilayah pesisir memasukkan seni, budaya dan bahasa ibu masayarakat setempat dalam mata pelajaran muatan lokal. Begitu juga kabupaten di wilayah pegunungan, mata pelajaran muatan lokalnya sesuai seni (budaya) dan bahasa masyarakat setempat.
“Tarian dan bahasa ibu setiap daerah atau wilayah adat mesti diajarkan di sekolah. Jangan hanya satu dua tarian atau bahasa ibu, tapi tarian dan bahasa ibu yang digunakan masyarakat di kabupaten atau wilayah adat itu,” kata Ignasius W Mimin, Senin (11/2/19).
Menurutnya, dengan begitu seni (budaya) dan bahasa ibu setiap daerah di Papua akan terjaga dari generasi ke generasi.
Sebab kata Mimin, gerenasi berikutnya, akan tahu ciri khas seni (budaya), dan bahasanya.
Selain itu lanjut Mimin, kearifan lokal juga harus dijaga. Jika tidak, perkembangan zaman akan menggerus seni (budaya) dan bahasa ibu di Papua.
Apalagi kata Mimin, kini ada beberapa bahasa ibu suku di Papua yang disebut terancam punah, karena penuturnya sudah usia lanjut dan gerenasi berikut tak lagi mengerti bahasa ibu daerah mereka.
“Jadi ini harus dijaga dengan baik, agar gerenasi berikut tetap tahu budaya mereka dan bahasa ibu mereka. Orang akan mengakui kalau budaya kita mengakar,” tandasnya.