JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Keinginan Anggota DPR Papua, Kope Wonda untuk mendirikan Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Orang Asli Papua (DPP FSBDSOAP), akhirnya terwujud, bahkan, organisasi kemasyarakatan ini telah terdaftar dan direstui oleh Kementerian Dalam Negeri RI.
Anggota Komisi II DPR Papua ini mengungkapkan, tujuan mendirikan DPP-FSBDSOAP untuk memberikan lapangan kerja bagi pengangguran, sebab masih banyak orang Papua ini yang menganggur, tidak memiliki pekerjaan.
Menurutnya, meskipun ada yang sudah sekolah tinggi, tetapi masih banyak yang jadi pengangguran alias tidak mendapatkan pekerjaan, apalagi pekerjaan tetap.
“Untuk itu, saya bertekad mendirikan DPP Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Orang Asli Papua. Itu sudah terdaftar di Kemendagri,” kata Kope Wonda kepada Reportase Papua, akhir pekan kemarin.
Diakui, pemikiran itu berawal dari banyak anak-anak Papua yang hanya sekedar ikut-ikutan demo karena menganggur tanpa memikirkan untuk mencari pekerjaan.
“Jadi kenapa saya ingin bentuk organisasi ini, saya ingin merangkul mereka karena saya melihat banyak ade-ade kita yang menganggur sehingga mereka juga ikut-ikutan demo. Ini yang tidak benar, mereka harus di karyakan dengan memberikan lapangan pekerjaan,” ujar Kope Wenda.
Selain itu, kata Kope Wenda, ada banyak anak-anak Papua yang hanya ingin bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau menjadi politisi atau anggota legislatif, padahal banyak peluang di sektor swasta yang bisa menjadi tumpuan hidupnya.
“Selama ini, OAP ini banyak tertarik jadi PNS dan anggota dewan saja. Padahal, sektor swasta lebih menjanjikan. Makanya kami ingin membimbing mereka dengan memberikan pelatihan-pelatihan,” ucapnya.
Dikatakan, dengan terbentuknya DPP FSBDSOAP itu, pihaknya akan melakukan kerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk melakukan pelatihan – pelatihan terhadap OAP.
“Jadi ke depan, kami ingin tenaga kerja Satpam atau Security untuk di kantor-kantor, TKBM atau buruh pelabuhan, buruh bandara, perusahaan-perusahaan seperti di Tembagapura, Clening Servis di kantor-kantor dan di hotel-hotel. Itu kita bisa latih bekerjasama dengan Disnaker,” terangnya.
Namun sekali lagi ia tegaskan, ini yang melatarbelakangi pihaknya mendirikan organisasi itu, lantaran banyak OAP yang menganggur atau tidak ada pekerjaan, sehingga mereka sering ikut-ikutan demo.
“Karena saya lihat mereka selalu ikut demo, makanya itu saya berkeinginan untuk membuat organisasi ini, demi mengatasi pengangguran yang ada di Papua ini. Sebab, mereka selama ini hanya berharal jadi PNS atau politisi saja, mereka tidak berfikir untuk mencari lapangan pekerjaan yang lain, padahal di sektor swasta juga banyak membuka lapangan kerja yang siap menerima mereka,” paparnya.
Bahkan, tandas Kope Wenda, pihaknya siap untuk bekerjasama dengan Polda Papua misalnya dalam menyiapkan tenaga satpam ini agar mereka mendapatkan sertifikat.
Menurut Kope, sebenarnya pekerjaan banyak kalau kita memang punya keinginan, rajin dan ulet daripada harus nganggur dan pada akhirnya ikut-ikutan demo. Seperti di daerah pegunungan banyak PLTMH, namun ketika rusak tidak ada yang bisa memperbaiki, sehingga perlu memberikan pelatihan kepada anak Papua agar memiliki keahlian untuk memperbaiki itu, sehingga tidak perlu lagi mendatangkan dari luar.
Legislator Papua ini menambahkan, pihaknya berkeinginan untuk membawa anak-anak Papua berpikir ke depan atau merubah mindset mereka, agar tidak harus jadi PNS atau terjun ke politik saja, tetapi sektor lain masih bisa, yang penting ada kemauan pasti semua bisa, karena sektor swasta juga siap menampung.
“Jadi jangan hanya berharap untuk jadi PNS saja karena belum tentu dalam satu tahun ada perekrutan. Apalagi sekarang pakai sistem online, jadi banyak ade-ade yang tidak lolos sehingga banyak yang memilih terjun ke politik jadi caleg. Sebenarnya ade-ade mahasiswa ini harus buka lapangan pekerjaan sendiri tidak perlu jadi caleg atau PNS karena masih banyak peluang di sektor lain yang bisa ditekuni dan yang penting ada kemauan untuk meraih masa depan,” pungkasnya. (Tiara)