JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Peduli Terhadap Bencana Banjir Bandang yang hingga saat ini menelan ratusan korban jiwa, Kepala Pemerintahan Kampung Nafri Meminta Kepada Pemerintah Kota dan Kabupaten Jayapura Agar Tegas Pada penduduk liar.
“Mereka menangis maka kami pun disini menangis, Kampung Nafri sebagai salah satu dari 12 kampung adat Port Numbay di wilayah adat Mamta, Kami sangat Peduli Saudara Kami di Sentani,” Tegas Kepala Pemerintahan Kampung Nafri Zakarias Hanuebi STh saat menggelar Konfrensi Pers di Nafri Kamis Sore.
Keterangan Pers dihadiri langsung oleh, Kepala Pemerintahan Kampung Nafri Zakarias Hanuebi STh, Perwakilan Ondoafi, Teddy Meharabia, Sekertaris Pemerintahan Kampung Sepner Fingkrew, Ketua Port Numbay Crisis Center (PACE) Yacobus Edward Hababuk, SH, MM, MH yang menyatakan sikap tegas dalam menanggapi bencana banjir bandang yang terjadi di kabupaten sentani.
Perwakilan Ondoafi kampung Nafri, Teddy Meharabia, mengatakan bahwa dirinya Sebagai orang adat di kampung nafri, melihat bencana yang terjadi dikarenakan ulah tangan manusia yang merusak cyclop.
“Kami mengagaris bawahi untuk saudara saudara di sentani, para ondofolo dibawah pemerintahan bupati sentani agar mulai hari ini melarang bermukim maupun berkebun di cyclop dan agar ondoafi ataupun kepala suku sentani memperhatikan cyclop jangan sampai terjadi bencana yang lebih besar lagi di sentani. bencana ini bukan saja sentani yang rasa tetapi kota jayapura juga rasa,” Tuturnya.
Sementara itu Kepala Pemerintahan Kampung (KPK) Nafri, Zakarias Hanuebi, bersama pemerintahan kampung di Kota Port Numbay ini akan mendesak Bupati Kabupaten Jayapura untuk menindak tegas penduduk ilegal yang membuka lahan di kaki gunung Cyclop, karena dengan adanya Penebangan liar yang berdampak pada hutan yang tak mampu menahan debit air didaerah aliran kali.
“Jangan berikan izin dalam dalam bentuk apapun kepada pihak yang ingin merusak Cyclop, termasuk dengan mengalihfungsikan hutan sebagai kebun dan rumah. Cyclop adalah kebangaan Kota Jayapura yang menjadi identitas kami juga sehingga Saya harap Wali Kota Jayapura dan Bupati Jayapura membuat peraturan ketat agar warga ilegal dipulangkan ke daerahnya, yang tinggal adalah yang ber-KTP, berkepentingan sekolah dan bekerja,” katanya.
Zakariaz menyayangkan banyaknya penduduk yang membuka lahan berkebun di kawasan Cyclop, yang telah merusak tatanan adat setempat. Sentani dan Nafri menurut KPK Nafri memiliki moyang yang berasal dari gunung Cyclop. Jika terjadi kerusakan hingga mendatangkan musibah, KPK percaya hal itu karena kemarahan dari para leluhur mereka atas ulah oknum yang merusak alam.
Sementara itu, Ketua Port Numbay Crisis Center (PACE) Yacobus Edward Hababuk, SH, MM, MH menambahkan yang ada di 14 kampung dan 25 kelurahan saat ini bersatu melalui aksi yang diprakarsai kampung Nafri atas nama masyarakat Port Numbay sehingga Jangan takut.
“kita bersama masyarakat Port Numbay akan tegas, kebijakan Wali Kota Jayapura dan Bupati Jayapura harus tegas, jangan sampai masyarakat dirugikan di negeri sendiri. Jangan sampai ada rasa takut dalam berkebun dan tinggal karena ada orang lain yang berkebun”. Tambahnya.
Ia berharap oknum yang tak bertanggung jawab tersebut dapat dipulangkan, jika tak ingin membangun Kota Jayapura dan kabupaten Jayapura. Warga asli Port Numbay harus mengembangkan daerahnya, dengan tidak diintervensi oknum tak bertanggung jawab yang turut mengeksploitasi alam Port Numbay. Saya dukung Pemerintah Kota Jayapura dan pemerintahan kampung Nafri dalam membangun Kota Jayapura. (Stella)