JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Masyarakat di pemukiman yang lokasinya berada di Palung dan Bantaran sungai aliran dari Gunung Cyclopp bakal di relokasi, lantaran potensi pemukimannya di nilai berbahaya dan sudah tak bisa lagi dibangun.
Hal itu di sampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimoeljono usai meninjau lokasi banjir bandang Sentani, tepatnya di Sungai Dobokurung, Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, Minggu (31/3/2019) siang.
Menurut Hadi Moeljono, melihat kerusakan yang terjadi, maka usulan relokasi ini juga harus di lihat dari tata ruang yang ada.
“Jadi perlu di lihat dulu tata ruang seperti apa. Kita akan relokasi untuk cari tempat yang aman, kerena ini tidak hanya di sini saja, di Kemiri, Buwarno dan semuanya sama saja sebab bukti cycloop karakternya memanjang,” katanya.
Ia juga menyebut, pemukiman masyarakat di areal sungai sangat berbahaya. Apalagi melihat kondisi sungai yang sudah tidak memiliki penahan air.
“bisa terlihat aliran sungai langsung ke lokasi ini, padahal seharusnya dia membelok di jembatan,” kata Hadi.
Selain usulan relokasi, Menteri mengatakan ada dua prioritas utama yang akan dilakukan PUPR untuk mengembalikan aliran air dengan mengarahkan aliran air ke sungai asal dan menahan material agar tidak membahayakan.
“Jadi kita akan analisa lagi untuk membuat bangunan yang mengarahkan air ke aliran sungai asalnya Dobukorong, selanjutnya karena material masih terbawa jadi kita akan bikin DAM sehingga air bisa mngalir dan material bisa tertahan, kalau tidak material kalau di arahkan ke danau sudah tentu akan menghantam di hilir,” katanya.
Pada kesempatan kunjungannya, Menteri yang melawati masa kecil hingga remajanya di Jayapura ini mengaku menerima beberapa informasi terkait kondisi yang terjadi di Sentani, salah satunya debit air danau naik, termasuk pembangunan pemukiman yang tidak melihat lokasi aliran air.
“Memang setiap 5 – 6 tahun sering terjadi banjir tapi tidak sebesar tahun ini. Jadi debit air danau tinggi dan tahun ini aliran air sangat besar sehingga meluap, karena perubahan landskap,” katanya.
Hadi juga mengomentari bangunan perumahan BTN Doyo Baru yang sebelumnya merupakan bukit untuk menahan air, namun di ratakam untuk kepentingan perumahan.
“tempat sekarang ini bukit yang memanjang sehingga bisa menahan aliran sungai, jadi bukit ini dulu di ratakan saat bangun perumahan, dan saat banjir besar menguap, itu pengamatan sekilas dari kami,” katanya.
Intinya kata Basuki, terkait dengan kerusakan banjir termasuk tata letak dan strategi pembangunan nantinya akan di bicarakan setelah dilakukan rapat antar kementrian terkait. (redaksi)