Jayapura, reportasepapua.com – Kapolres Mimika, AKBP Agung Marlianto yakin Distrik Kwamki Narama yang sering terjadi konflik sosial akan berubah menjadi daerah yang mampu bersaing dengan distrik lain yang ada di Kabupaten Mimika, Papua.
“Saya menyakini suatu saat nanti Kwamki Narama memiliki keunggulan dibandingkan distrik lain,” kata Kapolres Mimika, AKBP Agung Marlianto saat ditemui usai penyisiran di Kwamki Narama.
Kata dia, keyakinan itu terlihat dari masyarakat di Kwamki Narama yang mulai berkebun kembali. Dan ini merupakan hal yang positif bagi masyarakat dalam memajukan daerahnya.
Oleh karena itu, suasana yang sudah kondusif ini jangan lagi dinodai dengan adanya konflik-konflik sosial yang dulu pernah ada.
“Mari bersama-sama bangun Kwamki Narama menjadi daerah yang memiliki daya saing tinggi dibandingkan daerah lain,” ujarnya.
Kapolres mengatakan, untuk menciptakan Kwamki Narama memiliki daya saing yang tinggi, maka pihaknya akan menggandeng semua pihak, khususnya kepala distrik, kepala kampung, dan tokoh masyarakat untuk membentengi wilayah ini dari hal-hal yang ingin Kwanki Narama tidak aman.
Membentengi dalam arti, kalau ada warga dari daerah lain yang masuk ke Kwamki Narama harus diperhatikan dengan baik. Terlebih lagi, kalau oknum warga tersebut tidak membawa manfaat bagi perkembangan daerah ini. Namun, kalau warga itu membawa kebaikan dan manfaat bagi Kwamki Narama mari terima dan mendukungnya.
“Tokoh masyarakat di Kwamki Narama untuk melakukan pencegahan agar tidak terjadi konflik-konflik yang ditimbulkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Segera laporkan, apabila menemukan hal yang demikian tersebut,” tutur Kapolres.
Ia mengatakan, kalau itu tidak dibentengi, maka masyarakat Kwamki Narama akan meninggalkan daerah ini. Dan ini terbukti, banyak rumah-rumah di Kwamki Narama yang ditinggal pemiliknya, karena ketakutan terhadap konflik-konflik yang terjadi.
“Saat melakukan penyisiran, banyak rumah warga yang ditinggalkan kosong. Dan dari informasi warga setempat, mereka ketakutan saat konflik. Sehingga mengungsi ke rumah keluarga yang kondusif. Sementara rumah ditinggalkan begitu saja,” terangnya.
Kapolres menambahkan, selaku aparat keamanan, pihaknya sudah melakukan berbagai cara, mulai preventif (pencegahan) sampai kepada represif (penindakan). Salah satu kegiatan represif yang dilakukan, yakni dengan melakukan penyisiran terhadap warga yang membawa dan menyimpan senjata tajam (sajam), serta alat perang tradisional.
Dari penyisiran tersebut, pihaknya berhasil mengamankan satu warga dari Ilaga yang memiliki keinginan daerah ini menjadi kacau. Serta mengamankan beberapa barang bukti, seperti busur, anak panah, parang, dan kampak.
“Untuk Kwamki Narama ini, kami akan melakukan kegiatan rutin yang gunanya mencegah adanya konflik di masyarakat. Dan kami akan all out (sekuat tenaga) dalam memberikan pelayanan dan keamanan di wilayah ini. Namun demikian, kami tidak bisaa jalan sendiri, tentunya perlu dukungan dari semua pihak,” ungkapnya. (riy)