NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
Hujan Deras Dua Hari, Masyarakat Teluk Wondama ‘Was-was’ – Reportase Papua

Hujan Deras Dua Hari, Masyarakat Teluk Wondama ‘Was-was’

Kali Sanduai yang meluap akibat hujan deras yang mengguyr Kabupaten Teluk Wondama selama dua hari berturut-turut. (reportasepapua.com/solfi)
banner 120x600

WONDAMA, Reportasepapua.com – Akibat hujan deras yang mengguyur Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama dan sekitarnya selama dua hari berturut-turut, sejak Sabtu (02/03/2019) beberapa kali besar di daerah tersebutpun meluap.

Dua diantaranya adalah kali Sandaui dan kali Rado, luapan dua kali tersebut membawa berbagai material bongkahan kayu, lumpur bebatuan.

Bongkahan kayu dan lumpur bebatuan itu sempat memblokade jalan utama hingga  menghalangi arus lalulintas.

Leo Yaro, salah satu warga Kampung Sanduai yang ditemui Reportasepapua.com, Minggu (03/02/2019) mengatakan bahwa dirinya berserta keluarga memang sudah berjaga-jaga sejak hari pertama hujan.

“Sekitar jam 19.00 WIT air mulai meluap pas saya datang kesini saya lihat begini air sudah naik dan batang-batang kayu ini sudah penuh di jalanan penuh lumpur saya berteriak banjir, banjir, setelah itu orang-orang semua yang tinggal disini kita menyimpan dan mengungsi,  apalagi kita ini sudah trauma waktu banjir 2010 lalu itu, barang-barang penting saja yang kita amankan duluan. Air dari kali ini meluap hingga samping kantor kampung Moru” katanya.

Baca Juga : 

Ditempat yang sama, Frengki Wamafma pula mengungkapkan dirinya merasa resah dan mengaku trauma akan kejadian banjir bandang 4 Oktober tahun 2010 silam dirinya sempat kehilangan 2 orang anak putranya yang masih anak-anak.

“Saya sangat trauma sebab tahun 2010 itu saya kehilangan anak saya 2 orang laki-laki sampai sekarang ini saya tidak pernah menemukan mereka, semua keluarga saya sudah saya ungsikan ke pantai supaya kalau banjir datang lagi kita langsung berenang saja ketengah laut, yang selamat hanya saya istri saya dan anak saya yang pertama  ” Ucap Wamafma.

Dicecar mengenai perhatian tanggap darudat pemerintah Wondama, Wamafma dan Yaro mengaku hingga 20.00 WIT Basarnas baru datang dan memberikan arahan kewaspadaan.

Wamafama juga mengaku bahwa dirinya bersama masyarkat yang berdomisili di kampung tersebut saling membantu untuk membersikan jalan berlumpur dan terhalang kayu demi kelancaran lalu lintas.

Pantauan Reportasepapua.com beberapa kali besar di sepanjang semenanjung teluk Wondama mengalami banjir namun masih wajar yakni, kali Ati, kali Wanayo, kali Anggris dan kali Riwi. (solfi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *