NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
Giri Wijayantoro : Agama Jangan Dipakai untuk Kemarahan – Reportase Papua

Giri Wijayantoro : Agama Jangan Dipakai untuk Kemarahan

Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro saat meberikan sambutannya dalam acara Safari Ramadhan yang dilaksanakan di Kampung Takwa Bangun, SP 5, Distrik Yapsi, Senin (27/5). (Ari Bagus Poernomo/reportasepapua.com)
banner 120x600

Sentani, Reportasepapua.com – Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh masyarakat Kampung Takwa Bangun, SP 5, Distrik Yapsi yang sudah bekerja sama dengan pemerintah distrik setempat untuk menjaga toleransi antar umat beragama yang ada di kampung tersebut.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan di acara Safari Ramadhan yang dilaksanakan di kampung tersebut, Senin (27/5), kemarin.

“Saya ucapkan terima kasih, kalau toleransi beragama saya yakin dan saya tidak ragu sama sekali dengan warga yang ada di SP 5 ini. Karena semua warga yang ada disini bisa bersatu dan tidak mempersoalkan perbedaan agama, suku, ras dan golongan disini” kata Giri dalam sambutannya.

Giri juga meyakini, jika seluruh kampung dan distrik yang ada di Kabupaten Jayapura bisa mencontohi apa yang telah dilakukan oleh seluruh masyarakat SP 5 maka Kabupaten Jayapura pasti bisa aman damai dan bersatu dalam pembangunan yang sedang digalakan saat ini.

Dia juga mengatakan, meski SP 5 seperti jalan buntu, namun dirinya juga sangat yakin bahwa masyarakat yang ada di SP 5 adalah masyarakat yang memiliki keinginan kuat untuk merubah dirinya masing-masing.

“SP 5 ini seperti jalan buntu, tetapi bukan berarti harapan tidak ada. Harapan itu harus kita bangunkan kembali, kita harus semangat karena kesejahteraan itu intinya dari diri kita masing-masing” ucap Giri.

Selain itu, Giri juga menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Jayapura siap untuk memfasilitasi masyarakat yang ada di SP 5 untuk meningkatkan taraf  hidup sehingga bisa maju, adil, dan makmur.

Dia juga mengungkapkan bahwa masyarakat SP 5 sendiri sudah memiliki modal untuk membangun kampungnya. Modal itu adalah kebersamaan.

“Hanya tinggal bagaimana kita menjaga hal yang positif dan membuang hal yang negative. Dan selain  itu kebersamaan ini juga bisa digunakan agar masyarakat bisa lebih produktif lagi, saya yakin kalau kita paham ini SP 5 pasti akan mengejar ketertinggalannya di banding SP yang lain” tandas Giri.

Karena menurutnya, khusus di Distrik Yapsi untuk kerukunan semua harus belajar dari SP 5. “Tapi saya yakin bahwa kerja keras dari tokoh-tokoh adat dan tokoh agama yang ada disini telah mengkampayekan apa itu agama sehingga masyarakat disini bisa hidup rukun dan tentram, karena A artinya tidak dan Gama artinya kacau jadi kalau di gabung itu artinya adalah Tidak Kacau” tambahnya.

Wakil Bupati juga mengatakan bahwa semua masyarakat perlu bergama agar dapat memanage rohani untuk bertindak kepada hal-hal yang lebih baik dan bijak sana.

“Kalau rohani ini sudah meninggalkan rohani maka tubuh kita ini hanya disebut sebagai jasad saja. Jadi dalam hidup kita ini rohani dan jasmani perlu kita kompakan dan seleraskan agar tidak berbuat hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agama” tuturnya.

Giri juga berpesan kepada masyarakat agar Agama tidak boleh dibawa untuk kemarahan. Karena agama untuk damai bukan untuk membuat pertikaian ataupun pertumpahan darah.

“Jadi agama tidak perlu dipakai untuk marah, seperti yang kita lihat di tv. Agama untuk damai saya minta untuk tidak disalahgunakan sehingga agama digunakan untuk alat politik dan untuk membenci” tukasnya.

“Kalau kita benci si A, si B dan si C, akan lebih baik jangan sampai terjadi pertikaian, akan lebih baik kalau kita benci orang, nama orang itu kita tulis di atas pasir dan tumpahkan semua emosi saat menulis nama orang itu  sehingga keesokan hari kebencian itu itu sudah hilang, dan nama yang kita tulis itupun akan hilang disapu hujan ataupun ombak. Sehingga kita bisa kembali berdamai seperti sebelumnya. Atau lebih baik lagi menulis di atas air dan udara sehingga tidak berbekas juga kebencian kita terhadap seseorang” tutupnya. (yurie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *