JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Puluhan alumni angkatan 1963 – 2018 Sekolah Menegah Atas (SMA) Gabungan menggelar temu khangen disalah satu Caffe yang ada di Kota Jayapura, Rabu (25/6/19) malam. Ketika itu, SMA Gabungan adalah sekolah paling tertua di Kota Jayapura. Yayasan SMA Gabungan ini berdiri sejak tahun 1957 dan kini pendidikan SMA Gabungan telah berusia 68 tahun.
SMA Gabungan yang terletak di Jalan Mandala Dok V bawa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, telah mencetak belasan ribu alumni dari berbagai daerah di Tanah Papua, bahkan tidak sedikit menjadi pejabat negara maupun pejabat daerah.
Perlu diketahui bahwa, Yayasan SMA Gabungan dibawah kepemilikan dua Gereja yakni, Gereja Katholik dan GKI di tanah Papua. SMA Gabungan telah melahirkan sejarah bagi tanah Papua karena para Alumni sudah berdiri sejak tahun 1979 hingga sekarang.
Sekolah tersebut melahirkan pemimpin seperti Gubernur, Kapolda, Pengusaha Sukses di daerah Eropa termasuk dibidang pemerintahan yang ada di tanah Papua.
Sejarah ini tak lekang oleh waktu, dan demi mempertahankan nama Yayasan SMA Gabungan ini, Alumni SMA Gabungan dari tahun 1963-2018, membentuk kepengurusan untuk mengembalikan kejayaan Yayasan SMA Gabungan. Baik itu pembangunan baru peningkatan SDM para guru, hingga peningkatan pendidikan berbasis Ilmu Teknolgi (IT).
Disela-sela acara temu khangen, Ketua Badan Formatur Alumni Pembangunan SMA Gabungan, Linmal Wally dalam keterangan persnya didampingi Koordinator Team Kerja Temu Kangen dan Rekreasi Bersama Allumni SMA Gabungan Jayapura Angkatan 1961-2018, Gustaf Griapon, ST, mengatakan, para Alumni ini merasa berpotensi untuk membangun sekolah tertua tersebut.
“Jadi kami Alumni tergerak untuk mengembalikan Kejayaan SMA Gabungan. Hal ini sudah sering disampaikan dari kami alumni. Gerakan hati kami udah membuktikan itu dengan sering menyumbang untuk sekolah,” kata
Lienche Maloali kepada wartawan dalam keterangan persnya di salah satu Cafe semalam.
Menurutnya, apa yang telah dilakukan para alumni SMA Gabungan ini, karena Alumni salah satu aset dari sekolah yang pernah membesarkan kami hingga sekarang, sehingga harus bertanggungjawab untuk membangun sekolah itu dan mengembalikan kejayaannya.
Dijelaskan, ada dua yang dikerjakan oleh para alumni saat ini, yakni pembentukan Badan Pengurus Alumni SMA Gabungan yang disebut Ikatan Keluarga Besar Alumni SMA Gabungan dan membntuk bentuk satu panitia dari Alumni untuk membangun SMA Gabungan secara menyeluruh.
“Jadi apakah nanti dibentuk dari kepengurusan Ikatan Keluarga Besar Alumni SMA Gabungan itu sendiri, atau seperti apa. Akan tetapi nanti akan berbadan hukum. Kami merasa yakin SMA Gabungan akan kembali kejayaan karena sudah banyak yang melahirkan pemimpin di tanah Papua. Ada yang menduduki jabatan Gubernur Papua, Kapolda, dan sekarang masih menjabat Gubernur Papua Barat, apalagi sebenarnya mereka sudah punya komitmen untuk membangun sekolah ini,” ungkapnya.
Bahkan lanjut Lienche Maloalli, para alumni yang ada akan memperkuat sekolah tertua tersebut. Sebab menurutnya sekolah ini sudah menjadi situs warisan pendidikan karena sejak awal didirikan sekolah ini untuk memberdayakan putra/I daerah Papua untuk bekerja di pemerintahan, gereja dan berbisnis atau lainnya.
Sehingga kata dia, para alumni ingin agar bisa membangun SMA gabungan dengan memulai Pikni kegiatan temu kangen dan rekreasi yang akan berlangsung pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 di pantai Base G nanti.
Dikatakan, piknik yang dilaksanakan bukan hanya untuk sekedar bersenang-senang akan tetapi berkumpul bersama-sama untuk membicarakan yang lebih formal.
“Kita akan melangkah lagi ke satu tahap berikutnya untuk melakukan satu Walk Show untuk rencana membangun SMA Gabungan yang baru. Bersama dengan itu sudah memilih badan pengurusnya,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Team Kerja Temu Kangen dan Rekreasi Bersama Allumni SMA Gabungan Jayapura Angkatan 1961-2018, Gustaf Griapon, ST mengaku dirinya yang dipercayakan para senior untuk mengkoordinir kegiatan temu kangen dan rekereasi bersama SMA Gabungan dari tahun 1963-2018 yang akan berlangsung di Pantai Base-G, pada Sabtu 29 Juni 2019, yang kegiatannya sudah siap untuk dilaksanakan.
Menurutnya, kegiatan yang dilakukan ini sebagai pintu masuk untuk konsep yang telah disampaikan senior, Lienche Maloalli dalam membangun SMA gabungan yang baru.
“Jadi suasana yang kita sampaikan sebagai temu kangen dan rekreasi ini bukan hanya sekedar piknik atau rekreasi akan tetapi sebagai pintu masuk ada sesuatu yang akan kami sampaikan nantinya,” terangnya.
Apalagi, lanjut Gustaf yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kominfo Kabupaten Jayapura menuturkan, dengan perkembangan saat ini, tren generasi milenial SMA Gabungan mau dibawah kemana.
“Apakah kita buat konsep seperti pembangunan dulu, kini, sekarang atau kah di masa yang akan datang. Jadi harus kita pikirkan mulai sekarang,” tandasnya.
Sebab kata dia, pikiran-pikiran tersebut itu akan digagas pada saat Talk Show atau seminar yang rencananya akan dilaksanakan akhi bulan Juli atau awal Bulan Agustus 2019 mendatang.
“Ya, kita buka pikiran-pikiran dari para alumni yang untuk mewujudkan generasi dari lulusan SMA gabungan sehingga terus mencetak generasi hebat di tanah Papua, apalagi sampai sekarang dengan adanya perkembangan tekhnolgi dan informasi dan komunikasi,” ucapnya.
Namun ia merasa yakin bahwa kehadiran para alumni tersebut, maka rencana akan eksis, sehingga meminta dukungan doa agar apa yang dicita-citakan bisa tercapai.
Gustaf menambahkan, apalagi sekolah ini juga berada di bawah dua gereja yakni milik Katholik, dan GKI di tanah Papua.
“Ini mereka akan terus bergumul dan mendoakan SMA Gabungan agar terus memberikan SDM-SDM yang handal di tanah Papua di masa yang akan datang,” tandas Gustaf. (tiara)