Jayapura, Reportasepapua.com – Binmas Noken Polri selama tahun 2018 lalu terus melakukan implementasi praktek atau interaksi dengan warga disejumlah daerah terpencil yang ada di Provinsi Papua. Dan semua program yang dilaksanakan itu telah sukses dilakukan.
“Ada tiga esensi pokok yang kita lakukan selama tahun 2018 lalu yaitu Pertanian, Peternakan dan Polisi Pi Ajar” kata Dansatgas Binmas Noken Polri, Kombes Pol. Eko Sudarto saat ditemui wartawan sebelum dialog interaktif dengan pemuda dan mahasiswa yang dilakasanakan di Café and Library Sundshine, Waena, Kota Jayapura, Rabu (27/02/2019) malam.
Selain tiga hal tersebut, Kombes Pol Eko Sudarto mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah mencoba untuk menyentuh hal lain juga yang diistilahkan dengan nama, Masdarwis (Masyarakat Sadar Wisata).
“Nah itu kita mulai sentuh, ada salah satu fenomena Hiu Paus di Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire yang mungkin di seluruh dunia di situlah berkumpulah Hiu Paus dan ini sangat luar biasa” ungkapnya.
Dari program Masdarwis itu Eko mengaku sedang mengekseplore kekakayan Papua yang bakal dijadikan tempat-tempat wisatan yang bertujaun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Fenomena Hiu Paus ini salah satunya, tapi kita masih mencari peluang lain untuk di explore kekakayaan di Papua tapi konsep kita yang sebenarnya adalah interaksi kita di spot-spot terpencil dan tradisional itu di tahun 2018 kita berjalan sampai sini. Itu yang secara garis besar telah kita lakukan di tahun 2018 lalu” tukasnya.
Melihat semua program yang telah dilaksanakan pada tahun 2018 lalu itu telah berjalan dengan baik, Kombes Pol Eko Sudarto menuturkan pada tahun 2019 ini pihaknya akan lebih focus berdiksusi dengan pemuda, masyarakat dan pemerintah daerah.
“Jadi di tahun 2019 ini kita akan lebih banyak melakukan diskusi interaksi dengan para pemuda yang mempunyai pemikiran yang baik untuk membangun papua. Jadi kita akan buka dialog dan wacana-wacana komunikasi seperti ini yang lebih konstruktif. Karena dari pemuda ini dan masa depan Papua ini mereka bisa memberikan tidak pemikiran akademis juga dan mereka juga bisa terlibat langsung dalam hal ini. Ini juga untuk menggali pemikiran pemuda dan nalar kristisnya aga pemuda bisa berani untuk bicara” tutup Eko Sudarto. (Nadya)