BANJARMASIN, REPORTASEPAPUA – PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menanam mangrove seluas 5 hektare di Desa Sabuhur, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sebagai bagian dari komitmen PTFI untuk merehabilitasi 10.000 hektare mangrove hingga 2041.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menjelaskan bahwa penanaman ini merupakan bagian dari program nasional rehabilitasi mangrove seluas 8.000 hektare di Papua dan 2.000 hektare di wilayah lainnya. Kegiatan ini juga menandai awal dari program rehabilitasi 500 hektare di Kalimantan Selatan.
Penanaman dilakukan secara simbolis oleh Deputi KLH Rasio Ridho Sani, didampingi pimpinan PTFI, pemerintah daerah, dan ULM. Rasio menekankan pentingnya menjaga ekosistem mangrove yang menyimpan 23% dari total populasi dunia, serta berperan besar dalam mitigasi perubahan iklim dan ekonomi biru.
Sejak 2005, PTFI telah menanam lebih dari 1.500 hektare mangrove di area IUPK-nya. Lokasi penanaman juga telah diperluas ke berbagai provinsi seperti Sumut, Sumbar, Riau, NTB, NTT, Bali, dan Kalimantan melalui kerja sama dengan UGM.
Selain penanaman, peringatan Hari Lingkungan Hidup juga diisi dengan seminar nasional bertema “Menata Masa Depan Mangrove Indonesia” yang dihadiri 1.000 mahasiswa ULM.
Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH/ BPLH Rasio Ridho Sani mengatakan Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektare, terbesar di dunia. Sebanyak 23 persen populasi mangrove dunia ada di Indonesia. Artinya Indonesia yang terluas di dunia. Rasio mengatakan total potensi penyimpanan karbon mangrove Indonesia sangat signifikan secara global. Namun, ekosistem mangrove menghadapi tekanan serius seperti alih fungsi lahan, tambak intensif, pencemaran plastik, dan reklamasi dan lain-lain.
Mangrove bukan sekadar peneduh pesisir dan pantai. Ia adalah penopang ekonomi biru, menangkap karbon, dan penjaga daratan dari krisis. “Kita tidak hanya sekadar menanam pohon, tapi menanam harapan. Harapan bagi laut, bagi iklim, dan bagi masa depan masyarakat pesisir,” katanya.