NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
FMIPA UNCEN Dukung Masyarakat Rhepang Lestarikan Tanaman Obat Tradisional – Reportase Papua

FMIPA UNCEN Dukung Masyarakat Rhepang Lestarikan Tanaman Obat Tradisional

banner 120x600

JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati. Berbagai jenis tumbuhan berguna, juga tumbuhan obat, tumbuh di hutan alami. Hutan menjadi sumber ribuan senyawa obat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Indonesia memiliki 30.000 hingga 50.000 jenis tumbuhan, namun hanya sekitar 7.500 yang dapat digunakan sebagai tanaman obat. Sampai tahun 2017, sebanyak 350 jenis tanaman obat dimanfaatkan oleh industri. Hutan Papua juga menumbuhkan berbagai jenis tanaman obat.

Data yang dikumpulkan oleh Dinkes Prov. Papua pada tahun 2016, terdapat 52 jenis tanaman obat yang secara tradisional telah dimanfaatkan oleh masyarakat Papua. Beberapa diantaranya adalah kayu susu (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) digunakan untuk mengobati demam dan malaria; sambiloto (Andrographis paniculata (Burm,f.) Wall. Ex. Ness; ketepeng Cina (Cassia alata; Senna alata (L.) Roxb.

untuk menyembuhkan penyakit kulit yang disebut dengan kaskado, dan masih lain sebagainya. Trend bangsa Indonesia dalam pemanfaatan obat tradisional secara nasional mengalami peningkatan. Pemanfaatan obat tradisional telah berkembang pesat kearah industrialisasi. Produk industri tanaman obat tradisional dipasarkan tidak hanya dalam negeri, akan tetapi juga di luar negeri.

Fenomena makin meningkatnya tren pemanfaatan tanaman obat tradisional secara nasional ini berlawanan dengan kenyataan bahwa animo masyarakat lokal Rhepang makin menurun. Apalagi generasi muda saat ini, budaya pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh generasi muda dirasa makin menipis, demikian ungkap Alex Waisimon, salah satu tokoh masyarakat Rhepang. Perguruan tinggi hadir di tengah masyarakat untuk membantu pelestarian pemanfaatan obat tradisional. Kegiatan pengabdian dilaksanakan oleh Agnes Eri Maryuni, S.Si., M.Si. dan Dr. Johnson Siallagan dari Jurusan Kimia serta Dra. Verena Agustini, M.Sc dari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih berkolaborasi dengan Alex Waisimon dan masyarakat Isyo Hill’s Rhepang Muaif sejak bulan Mei sampai September 2019.

Kegiatan bertujuan untuk merealisasikan pelestarian pemanfaatan obat tradisional khususnya pada generasi muda Isyo Hill’s Rhepang Muaif. Kegiatan yang didanai oleh DRPM Kemenristekdikti dalam skim Program Kemitraan Masyarakat ini dijabarkan dalam bentuk eksplorasi, pembuatan herbarium, identifikasi jenis tumbuhan obat, dilanjutkan dengan penangkaran tanaman serta publikasi dalam bentuk buku.

Greenhouse yang berisi bibit tanaman obat, herbarium serta buku koleksi tanaman obat dapat dimanfaatkan oleh generasi muda Rhepang, maupun sekolah alam Isyo Hill’s yang sedang dirintis serta wisatawan untuk belajar tentang tanaman obat tradisional Rhepang Muaif. Selain itu, diberikan pula pelatihan peningkatan kompetensi masyarakat dalam pengolahan tanaman obat menjadi berbagai bentuk sediaan herbal yang lebih bernilai ekonomi. (ARTIKEL)

Penulis : Agnes Eri Maryuni, S.Si, M.Si

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *