Federasi Serikat Buruh Papua Tawarkan Sejumlah Solusi Untuk Minimalisir Kesenjangan di Papua

kope wenda
banner 120x600

JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Orang Asli Papua (DPP FSBDSOAP), Kope Wenda mengatakan, jika program kerja dan pokok-pokok pikiran yang tertuang dalam FSBDSOAP berasal dari Orang Asli Papua yang ada di pedalaman.

Mantan anggota 14 kursi DPR Papua ini mengungkapkan, jika orang asli Papua dari wilayah Lapago, Mepago, Saireri, Hanimha da Tabi telah ber-urbanisasi ke Kota Jayapura dalam rangka untuk mengharapkan kehidupan yang lebih baik dari pendalaman.

“Sedangkan kaum mudah mengharapkan untuk melanjutkan sekolah atau keperguruan tinggi yang ada. Tapi kenyataan yang kami alami di perkotaan, justru kehidupan kami lebih berat karena ketrampilan kami yang hanya bertani yang kami tradisional (sederhana), sehingga kami kalah bersaing dengan saudara-saudara kami dari Jawa, dari Sulawesi, dari Sumatra dan Ambon, dimana mereka lebih banyak mempunyai ketrampilan praktis dibandingkan dengan kami yang datang dari pendalaman Lapago, Mepago, Saireri dan HanimHa,” paparnya.

Akibatnya, ungkap Kope Wenda, kesenjangan diantara pihaknya makin melebar. Sementara persaingan kian ketat dan konvensional, sehingga pihaknya selalu ketinggalan.

Apalagi lanjutnya, kehidupan saat ini makin berat, lebih-lebih kehidupan di perkotaan yang serba “UANG”.

“Jadi ini yang mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kehidupan Orang Asli Papua dari pendalaman lantaran terlalu mudah terpengaruh terhadap kriminalitas politik dan pengaruh negative lainnya,”tandasnya.

Untuk itu kata Kope Wenda, dengan dasar pemikiran yang sederhana ini, maka pihaknya menyarankan kepada para pemimpin yang berkompeten langsung dengan jangka pendek.

“Jadi kepada mereka yang berusia produktif itu di berikan kursus ketrampilan di bidang Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Koperasi serta memberikan peralatan, bibit dan penyediaan lahan atau Sistim Communuty Debelofment Center/ Astrama) pusat pengembangan orang asli Papua,” ujar Kope Wenda.

Selain jangka pendek, juga ada jangka menegah, dimana kata Kope Wenda, dunia pendidikan lebih difokuskan dan diarahkan kepada keterampilan praktis atau Kejuruan, agar Sumber Daya Manusia (SDM) dapat menggali potensi alam yang ada.

Selain itu sambungnya, juga ada program yang bersifat edukative, represif, bimbingan terpadu, Gotong Royong dan Holistik. (Tiara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *