JAYAPURA,REPORTASEPAPUA.COM – Merasa Prihatin, Anggota DPR Papua dari daerah pemilihan VI Kabupaten Nduga, Emus Gwijangge langsung menjenguk korban tindak kekerasan dan pelecehan di Mapenduma, Kabupaten Nduga yang menjalani perawatan di RS Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura, Jumat (2/11).
Bahkan, Emus Gwijangge didampingi petugas setempat menemui langsung korban pelecehan seksual yang dialami seorang guru yang bertugas hampir 7 tahun di Mapenduma, yang terlihat masih tergolek lemas di salah satu ruangan di RS Bhayangkara itu.
Selain itu, Anggota Komisi I DPR Papua yang membidangi Pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM ini, juga menyempatkan diri menemui guru dan tenaga medis bersama keluarga yang menjadi korban kekerasan dan intimidasi yang dirawat di ruangan lainnya.
Saat menemui para korban kekerasan dan intimidasi, Emus Gwijangge pun mendapatkan keluhan dari korban yang meminta agar membantu rekomendasi untuk pindah tugas, termasuk keluhan lainnya.
Usai menjenguk korban kepada Wartawan, Emus Gwijangge mengatakan, jika kejadian intimidasi dan kekerasan seksual terhadap guru dan tenaga medis di Mapenduma, Kabupaten Nduga itu, memang terjadi.
“Ada sekitar 30 orang lebih, saya ketemu korban dan keluarganya di RS Bhayangkara, Kotaraja. Kita pada prinsipnya, mereka rata-rata secara psikologis terganggu,“ ujar Emus.
Yang jelas, kata Emus Gwijangge, pihaknya menjenguk korban Mapenduma itu, lantaran ia sebagai anak daerah Nduga, merasa prihatin sehingga ingin melihat secara langsung.
“Saya sangat menyesalkan mereka mengalami korban di sana, sehingga atas nama suku Nduga, pemerintah Nduga, DPR Papua maupun pribadi, saya memohon maaf kepada mereka,“ tandas Emus Gwijangge.
Emus Gwijangge mengatakan, pihaknya akan memperjuangkan agar para korban ini diperhatikan dari Pemkab Nduga, termasuk rencana mereka untuk pindah tugas ke daerah lain, misalnya kembali ke kampung halaman mereka.
Sebab kata Emus, tentu mereka akan merasa sangat trauma dengan kejadian itu jika terus melakukan tugas di Nduga.
Apalagi, lanjut Emus Gwijangge, Bupati Nduga, Yarius Gwijangge bersama Sekda Nduga telah bersedia untuk bertanggungjawab terhadap nasib para korban tersebut, termasuk rencana mereka pindah tugas.
“Tadi, kami datang menjenguk untuk memastikan, benar atau tidak? Ternyata ini benar, sehingga jika sebelumnya saya keceplosan menyampaikan itu, memang salah di situ karena memang mis komunikasi di lapangan, sehingga saya memohon sekali kepada korban,“ kata Emus.
Soal keluhan yang disampaikan para korban Mapenduma itu, Emus Gwijangge mengaku akan menyampaikan kepada Pemkab Nduga, khususnya Bupati Nduga untuk memperhatikan mereka.
“Ada beberapa permohonan yang tadi mereka sampaikan, kami akan teruskan kepada Bupati Nduga. Kami berharap ini akan dipermudah dalam mereka pindah tugas, pasti pemerintah Nduga akan bertanggungjawab. Apapun mereka minta pindah kemana, pasti akan dikasih rekomendasi,“ ujarnya.
Emus Gwijangge menambahkan, Pemkab Nduga maupun DPR Papua dan aparat keamanan, bagaimana menyelamatkan warga tersebut yang lebih utama.
“Jadi, memang kejadian itu benar. Hanya saja, awalnya simpang siur, sehingga saya dari awal keceplosan menyampaikan berita itu. Jadi, ini intinya mis komunikasi saja,“ imbuhnya.
Sebelum menjenguk korban Mapenduma di RS Bhayangkara, Emus Gwijangge meminta maaf kepada Polda Papua atas pemberitaan kasus yang terjadi di Mapenduma, Kabupaten Nduga atas pernyataannya beberapa hari lalu.
Namun, Emus berharap pelaku dapat segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Emus mengaku sudah berkoordinasi dengan Bupati Nduga yang bersedia bertanggungjawab atas kejadian yang terjadi di daerahnya itu.
“Oleh karena itu, saya secara pribadi mohon maaf tentang pemberitaan beberapa hari lalu. Tapi saya tidak berniat membuat hoax,” ungkapnya. (tiara)