JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – DPR Papua Mengutuk keras Pembantaian yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap 24 orang pekerja PT Istaka Karya, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tengah mengerjakan proyek jembatan Trans Papua di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, pada 1 Desember, akhir pekan kemarin.
“Kami DPR Papua mengutuk keras itu. Itu tidak berperikemanusiaan,” tegas Anggota DPR Papua, Boy Markus Dawir, Selasa (4/12/18).
Untuk itu, Politisi Partai Demokrat ini meminta agar aparat keamanan, TNI dan Polri segera melakukan pengejaran, penangkapan dan memproses hukum terhadap pelaku-pelaku itu.
“Bahkan kelompok yang sudah melakukan pembantaian itu jangan dibiarkan lagi, Karena Nduga ini, tidak aman bagi kita semua,” tandasnya.
Legislator Papua yang akrab disapa BMD ini, juga meminta aparat keamanan segera melakukan evakuasi terhadap semua korban yang diduga dibantai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.
“Kan ada hely TNI, pesawat juga ada. Segera masuk ke Nduga dan lakukan evakuasi korban dan juga penempatan pasukan untuk operasi penangkapan pelaku,” ujar BMD.
Terkait semua korban yang tercatat merupakan pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun infrastruktur jembatan di Distrik Yigi, Nduga itu, BMD justru mempertanyakan kenapa tidak meminta bantuan pengamanan dari aparat keamanan.
Padahal lanjut Boy, pada titik-titik lain, termasuk pembangunan infrastruktur di perkotaan dijaga, mereka malah meminta pengamanan dari Brimob maupun TNI untuk dijaga.
“Artinya, pembanguan ring road maupun jembatan Holtekamp saja dijaga. Kemudian ada permintaan dari proyek swasta untuk pengamanan baik dari Brimob, Marinir untuk dijaga. Lalu kenapa aparat tidak diminta untuk menjaga proyek itu, apalagi itu di tempat-tempat rawan? Jangan ketika ada korban kita mulai komentar kiri – kanan,” ketusnya.
Bahkan kata BMD, pada tahun 2018 ini, kejadian gangguan keamanan khususnya di Kabupatrn Nduga sudah terjadi berturut-turut, termasuk penembakan terhadap aparat, pembunuhan warga sipil, penyanderaan guru dan tenaga medis
Menurutnya, ini harus menjadi pelajaran jika daerah itu tidak aman lagi, untuk itu di Nduga harus segera dibangun Polres dan Kodim. Jika perlu ditambah dengan penempatan batalyon TNI dan kompi Brimob.
“Ini sebenarnya jadi tanda bagi kita semua bahwa Nduga tidak aman. Justru kalau mereka lalai, ya kita harus ingatkan. Minta segera bangun Polres, Kodim dan bila perlu ditambah batalyon TNI dan kompi Brimob di Nduga,” tutup Boy.(tiara)
Respon (1)