Desa Harus Miliki Program Bursa Inovasi

banner 120x600

Wondama,Reportasepapua.com –  Guna mendukung dan Meningkatkan progam kerja pengelolaan dana kampung demi kemajuan dan kesejahteraan kampung, Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Wondama bersama Kementrian Desa melalui pendamping desa dan Tenaga Ahli pembangunan Desa Kabupaten Teluk Wondama gelar pelatihan Bursa Inovasi Desa (BID), di aula Distrik Wondiboi, Senin,(22/7).

Salah satu pendamping Kabupaten, Tenaga Ahli Teknologi Tepat Guna Oktofianus Obaja Raweyai katakan, setiap Kampung saat ini harus memahami, mempelajari dan melibatkan diri serta menjadi pelaku bursa inovasi di masing-masing Kampung.

Dia menjelaskan, penyusunan program kerja di tahun mendatang ini, setiap kampung harus mengusulkan program kerja mengenai bursa inovasi didalamnya demi meningkatkan ekonomi kerakyatan yang bertajuk kepada kesejahteraan. Sebab kata Oktofianus, di tahun mendatang jika ada kampung yang tidak miliki program bursa inovatis maka kampung ini tidak akan mendapat anggaran yang disebut dana desa itu.

“Di tahun mendatang semua kapung harus memiliki program yang berbau bursa inovativ, sebab  jika tidak memiliki program inovativ maka kampung itu tidak mendapat alokasi dana desa,” ujar Oktovianus.

Oktofianus melanjutkan, Bursa Inovasi ini memuat berbagai macam informasi muatan lokal dari tiap-tiap kampung yang berpeluang dijadikan sebagai bahan mentah dikelola dan menjadi pemasukan bagi kampung untuk menunjang ekonomi masyarakat di kampung.

Dia juga berikan contoh, saat ini masyarakat kampung Sasirei Distrik Rasiei telah mengolah salah satu tumbuhan Nipa dengan sebutan lokal pohon bobo berhasil di olah menjadi sirup  bobo Sasirei yang kandungan alkoholnya nol persen serta dapat di konsumsi semua kalangan, tidak hanya bidang pertanian namun kata Oktovianus Bidang Wisata dan kearifan lokal dari tiap-tiap kampung dapat dijadikan income.

“Bursa inovasi ini kita mengajarkan dan mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan kearifan, potensi-potensi lokal yang dapat kita lembangkan di berbagai sektor, misalnya pariwisata, kelautan, pertanian perikanan darat, di kembangkan menjadi produk-produk yang nantinya dapat dijual menghasilkan keuntungan bagi masyarakat ini juga guna mengajarkan masyarakat agar menjadi mandiri, saat ini kami sedang berupaya mengkafer seluruh inovasi desa sehingga sesuai dengan potensi desa itu sendiri” ujar Oktofianus.

Di tempat yang sama, Kepala Kampung Sasirei Korinus Korwam, mengaku saat ini kampungnya telah mengolah tumbuhan bobo menjadi minuman jus bobo Sasirei, namun dia mengaku masih terbengkalai soal kemasan dan sanitasi dari jus bobo Sasire. Dia juga meminta agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dapat membackup produksi Jus Bobo di bidang  Sanitasi, kemasan dan penasan.

“Jus segar kami ambil dari pohon pina  atau pohon bobo dengan sebutan lokal kita, kita olah menjadi jus dan rasanya enak sekali, ada beberapa ibu kita sudah coba dan konsumsi saat rapat ada ibu-ibu pkk yang sudah jual, tapi kita masih kurang  kemasannya dan kebersihannya. kami harap dapat di oleh menjadi Jus, atau semacam minuman yang dikemas dalam botol seperti contoh sirup ABC nah seperti itu. Saya harap dinas Perindagkop, Kesehatan dapat membantu kami dalam hal ini,”. Tutur Korinus.

Sementara Pendamping Teknik Pembangunan dan pengelolaan Sitti Paus-Paus katakan, banyak potensi yag dapat dijadikan inovasi di 9 kampung di Distrik Rasiei.

“9 kapung di distrik Rasiei ini banyak Potensi yang dapat kita jadikan bursa inovasi kedepannya, seperti mengolah pohon bobo menjadi jus, tidak hanya itu ada juga pantai, hutan bakau yang bisa kita kemas menjadi obyek wisata yang baik air sungai, hutan pohon sagu kita akan tetap bekerja keras demi inovasi kampung di distrik Rasiei. Ujar Siti. (Solfi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *