Dalam Sambutan LMA Saat Acara Forum Silaturahmi Para Otoritas Adat, Muncul Nama Paulus Waterpauw ?

banner 120x600

JAYAPURA, REPORTASEPAPUA – Dalam sebuah momentum bersejarah, Forum Silaturahmi antara para Otoritas Adat dan FORKOPIMDA Plus diselenggarakan di Obhe Warke – Para-para Adat Port Numbay, Kota Jayapura. Kegiatan ini mengusung tema: “Merajut Harmoni Demokrasi dan Pembangunan Melalui Kebijaksanaan Adat untuk Masa Depan Papua.”

Forum ini digagas oleh Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay sebagai bentuk konsolidasi moral, budaya, dan strategi bersama dalam menghadapi dinamika pembangunan dan demokrasi di Tanah Papua.

Acara ini dihadiri oleh Penjabat Gubernur Papua, pimpinan FORKOPIMDA, para tokoh adat dari tujuh wilayah adat, tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, serta berbagai elemen masyarakat lintas suku yang tergabung dalam Forum Komunikasi Lintas Kerukunan Nusantara (FORKOM-LKN) Papua.

Ada Hal menarik yang disampaikan, Ketua LMA Port Numbay, George Arnold Awi,  Pertama, STOP eksploitasi sumber daya alam yang merusak ekosistem dan mengancam keberlangsungan hidup manusia, flora, dan fauna di atas tanah ini. Kita semua menginginkan pembangunan, tetapi bukan dengan menghancurkan rumah kita sendiri. Tanah ini bukan hanya warisan leluhur, tapi juga titipan bagi anak cucu kita.

Kedua, mari kita hentikan konflik dan kekerasan bersenjata yang masih terjadi di beberapa wilayah, seperti Intan Jaya, Wamena, dan pegunungan tengah lainnya. Kita bicara soal meningkatkan populasi Orang Asli Papua, namun di sisi lain kita membiarkan nyawa sesama anak Papua hilang setiap hari. Ini adalah ironi yang menyayat hati. Saatnya kita utamakan dialog, damai, dan keadilan sebagai jalan bersama.

Ketiga, kita sedang bersiap menyongsong perayaan satu abad situs Aitumeiri — sebuah tonggak sejarah peradaban baru bagi Orang Asli Papua. Pada tanggal 25 Oktober 1925, sekolah formal pertama dibuka oleh misionaris asal Belanda, Pendeta Is Kijne. Ini bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi momentum refleksi akan pentingnya pendidikan sebagai pilar utama kebangkitan Papua.

Keempat, mari kita buka hati dan pikiran kita untuk generasi muda Papua yang berprestasi dan telah mengharumkan nama bangsa. Saya memberikan penghormatan tinggi kepada Bapak Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Kandidat Doktor Drs. Paulus Waterpauw, M.Si., yang dengan kepedulian dan ketulusan telah membantu mensponsori anak kita, Geisler Ap, untuk tampil dan menang dalam ajang tinju internasional di Thailand. Ia berdiri di atas ring, mengibarkan Sang Merah Putih atas nama Papua dan Indonesia. Ini bukti bahwa anak Papua bisa!

Hari ini, di tengah-tengah kita, hadir juga anak kami yang lain — Dave Baransano, penyanyi reggae yang dikenal luas sebagai Black Indonesian. Pada tanggal 16 Juni nanti, ia akan bertolak ke Spanyol untuk tampil di panggung dunia di Barcelona. Pertanyaannya untuk kita semua: Apa yang harus kita berikan kepada anak ini?

Ia akan berdiri di atas panggung internasional, membawa nama baik Papua, bangsa Indonesia, dan adat yang telah membentuknya. Ia membutuhkan kita — bukan hanya dukungan moral, tetapi juga bantuan nyata. Mari kita berdiri bersama dia!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *