JAYAPURA,REPORTASEPAPUA.COM – Bupati Puncak, Willem Wandik saat ditemui wartawan di Jayapura mengaku bahwa Kelompok KKSB mempunyai 300 sampai 500 anggota dan senjata sehingga dirinya meminta aparat tetap bersiaga dan jangan lengah.
“Mengingat Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya merupakan daerah paling rawan di Papua, dari aksi Kelompok Kriminal Bersenjata yang tak segan-segan menembak anggota TNI dan Polri, hingga mengganggu proses pembangunan,” Tukasnya.
Sebagai pemerintah tentunya TNI dan Polri tak boleh kalah dari para kelompok KKB ini yang kerab mengganggu jalannya pemerintahan serta menciptakan gangguan keamanan terhadap masyaraka.
Willem menceritakan setiap ada aksi penembakan, selalu berdampak kepada jalannya roda pemerintahan dan perekonomian, yang berdampak terhadap masyarakat.
“Kami pemerintah selalu berupaya merangkul para kelompok KKB untuk tak mengganggu keamanan. Tahun 2017-2018, daerah kami aman dan tak ada gangguan. Hanya saja sangat saya sayangkan di awal tahun 2019 ini, kontak senjata antara KKB dengan TNI terjadi,” Imbuhnya.
Sebelumnya Kelompok OPM (KKSB) Pimpinan Kelenak Telenggen pada tahun 2014 silam menembak lima anggota Polri dan empat warga sipil hingga tewas di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Tahun 2015 mereka menyerang Polsek Sinak dan menewaskan tiga anggota Polri dan satu terluka. Lalu tahun 2016 mereka menyerang karyawan PT Moderen yang melaksanakan pembangunan Jalan di Sinak, empat orang warga sipil meninggal dan 2 alat berat dibakar.
Bupati Puncak, Willem Wandik juga menyesalkan penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap anggota TNI.
Dimana diketahui penembakan di Kampung Gigobak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, sekitar pukul 08.55 WIT, melukai satu anggota TNI bernama Praka Subhan Razak, yang saat itu hendak menuju Bandara Sinak dengan menggunakan mobil dengan tujuan mengambil logistik.
Pasca kejadian itu, anggota TNI pun melakukan tembakan balasan, sehingga kontak senjata terjadi dan mengakibatkan satu anggota KKB yang di pimpin Lerymayu Tellenggen tertembak hingga tewas.
“Saya turut bersedih dengan apa yang dirasakan keluarga anggota TNI yang terluka akibat ditembak,” ungkap Willem Wandik.
Willem menegaskan, terhadap kelompok KKB yang tewas tertembak, tentu itu sudah menjadi resikonya yang menyerang aparat keamanan, yang tengah bertugas dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya.
“Mereka menembak. Lalu tewas tertembak. Saya sangat berduka atas hal itu. Tetapi harusnya ini tak terjadi. Saya minta kepada kelompok KKB kalau ada masalah, tolong jangan melalukan penembakan. Silahkan datang kepada kami, baik melalui surat maupun bertemu langsung. Sehingga tak ada yang terluka,” katanya.
Willem menambahkan, sampai saat ini belum diketahui apa yang menjadi motif dari penembakan yang dilakukan kelompok KKB. “Kita tau Sinak adalah daerah rawan di daerahnya. Bisa saja kelompok KKB ingin menguasai senjata mereka. Tapi yang pastinya saya tidak mengetahuinya,” pungkasnya.
Willem berharap aksi penembakan yang dilakukan kelompok KKB baik terhadap aparat TNI dan Polri serta masyarakat tak lagi terulang, seban hal itu berdampak kepada pembangunan yang tengah berlangsung.
“Memang penembakan di Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya sudah biasa bagi kami. Tapi saya harapkan hal itu tak lagi terulang. Saya ingin membangun infrastruktur, pendidikan dan perekonomian bagi masyarakat. Jadi saya harapkan aksi penembakan tak lagi terjadi. Karena itu dapat mengganggu kehidupan dan ketentraman masyarakat serta pembangunan yang telah berlangsung selama 10 tahun sejak daerah ini dimekarkan,” pungkasnya. (redaksi)
It’s appropriate time to make some plans for the long run and it’s time to be happy. I’ve learn this put up and if I could I desire to recommend you some attention-grabbing issues or suggestions. Perhaps you could write subsequent articles relating to this article. I desire to learn more issues approximately it!