MERAUKE, Reportasepapua.com – Ribuan Petani di Merauke hari ini turun ke jalan menggelar aksi damai di depan perum bulog, para petani itu mentut agar pihak bulog segera membeli beras dari tangan petani yang sudah lama menumpuk.
Ribuan massa itu tiba di depan kantor perum bulog sub drive merauke sekitar pukul 10.00 pagi, para petani local ini datang dengan puluhan truk dari berbagai wilayah transmigrasi.
Para petani ini menuntut pihak perum bulog agar segera membeli beras mereka, yang tertumpuk selama musim rendengan dan musim gaduh. Ketua asosiasi petani merauke (apn) Bino menyampaikan, kabupaten Merauke disebut sebagai lumbung pangan nasional dengan jumlah hasil panen yang terus meningkat tiap tahunnya, namun hal tersebut tidak sejalan dengan penyerapan beras, sehingga banyak beras petani yang tertumpuk.
“jadi sejak musim tanam rendengan beras petani sudah tidak lau lagi, terlebih kita saat ini masuk musim rendengan lebih banyak beras lagi yang tertahan, sementara merauke di juluki lumbung pangan nasional,” tutur bino dengan lirih.
Selain tuntutan agar bulog segera membeli beras, mereka juga meminta agar ditetapkan harga standar beras. Menjawab tuntutan para pendemo itu, kepala perum Bulog sub divre Merauke Djabaruddin menuturkan, selama ini pihaknya hanya bisa membeli gabah kering giling (gkg) dari petani, dan itu sesuai arahan dari pusat.
“ada beberapa kebijakan dari pusat, dimana pada bulan mei sempat bulog membeli beras petani, namun di bulan juli kami menerima edaran untuk tidak lagi membeli beras petani, melainkan pembelian gabah kering giling (GKG), itulah yang membuat para petani tidak menjual gabahnya,” ucap Djabaruddin.
Massa yang tidak puas dengan jawaban bulog, kemudian melanjutkan perjalanan menuju kantor dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) kabupaten merauke, guna menyampaikan aspirasi dan meminta tanggapan. lagi-lagi para petani di kecewakan dengan tidak hadirnya para legislator di kantor, dan hanya di temui sekretaris dewan.
Selain berorasi, para petani juga membagikan beras yang dikemas ke para pengendara yang melinta, termasuk para pejabat sebagai bentuk atas keprihatinan terhadap nasib petani.
Demi memperjuangkan nasibnya, ribuan petani itu langsung bergeser menuju kantor bupati merauke. setelah membacakan beberapa tuntutuan serupa, wakil bupati Merauke Sularso yang menerima langsung menyampaikan, pemerintah saat ini tengah berupaya agar beras petani bisa terserap semuanya.
“saya tadi sampaikan berikan waktu tiga hari, nanti kita akan lihat apakah jumlah beras yang disampaikan seribu ton yang belum terserap itu ada, kita akan upayakan untuk membeli dan barusan sudah ada komunikasi dengan mitra maupun kementrian kita akan melakukan pembelian sesuai dengan kualitas,” tegas wabup merauke.
Para petani yang geram atas janji yang terus diucapkan, mereka mengancam jika tuntutan mereka tidak segera di tanggapi, maka mereka akan kembali tiga hari lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak. (Bobby)