Belum Ada Kejelasan Pembayaran, Sopir Truk Duduki Kantor Bupati Keerom

banner 120x600

KEEROM, REFORTASE PAPUA – Sejak Tahun Anggaran 2020 lalu sampai Bulan Desember Tahun Anggaran 2021 ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Keerom belum melakukan pembayaran terhadap para sopir truk yang ada di Kabupaten Keerom. padahal , dibulan Septeber 2021 lalu , para sopir truk telah melakukan pertemuan dengan Bupati Keerom. dimana Bupati Keerom bersama Sekda Keerom telah menjanjikan kepada para Sopir truk akan dibayarkan dalam beberapa hari kedepan.

Akan tetapi sampai saat ini, Pemda Kab Keerom belum melakukan pembayaran hak- hak dari para sopir truk. Dengan demikian, para Sopir truk menagih janji kepada Pemda Kab Keerom dengan menduduki Kantor Bupati Keerom, Senin (13/12).

Setelah dilakukan kordinasi dan kominikasi dengan pejabat Pemda Kab Keerom, Wakil Bupati Keerom, Drs. Wahfir Kosasi didampingi Kepala Dinas PU dan Kepala Badan dan Keuangan Aset Kab Keerom menemui para Sopir truk dihalaman Kantor Bupati Keerom.

Dalam arahan Wakil Bupati Keerom, Wahfir Kosasih memohon maaf karena pencairan dana proyek swakelola di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kab Keerom Tahun Anggaran 2020 yang menjadi tuntutan para sopir truk sudah clear dapat dicairkan dalam jangkan satu sampai dua hari kedepan. “ ini menyangkut masalah teknis di keuangan dan kami telah perintah untuk melakukan pembayaran dalam waktu satu sampai dua hari kedepan di Bank Papua,”ujar Wahfir Kosasih didepan para sopir truk.

Lanjut Wahfir Kosasih, pencairan dana akan dikawal terus sampai kerekening bapak- bapak dan ibu- ibu sekalian. “ mari bersama- sama kita kawal proses ini sampai cair kerekening kalian semua,”tegas Wahfir Kosasih.

Sementara salah satu sopir truk Amir mengatakan, tetap  menunggu di Kantor Bupati Keerom sampai uang yang menjadi haknya benar- benar cair dan diterima para sopir, meskipun harus bermalam di Kantor Bupati Keerom. “ kami telah berapa kali melakukan pertemuan dengan Bupati Keerom tapi belum ada kejelasan, makanya hari ini kami tunggu di Kantor Bupati Keerom sampai cair. Kami ini bukan pengemis tetapi hak kami yang kami tuntuk,”ujar Amir kepada wartawan saat ditemui dihalaman kantor Bupati Keerom.

Ami menjeskan, dalam pertemuan pertama, Bupati Keerom Piter Gusbager bersama Sekda Keerom yang menenui para sopir truk dan dijanjikan akan dibayarkan tanggal 8 September 2021 ini, tetapi sampai saat ini belum juga terealisasi. “ belum adanya lagi tanda- tanda pembayaran, pada Bulan Oktober 2021 para sopir kembali menemui Bupati Keerom, namun dalam pertemuan itu Bupati Keerom hanya berjanji akan dibayarkan secepatnya,”tuturnya.

Dengan berbagai janji- janji sehingga para sopir truk merasa tidak percaya dengan pemeritah, sehingga para sopir truk tidak mau pulang sebelum tuntutanya terpenuhi (Dibyarkan). “ kami tidak tuntuk apa- apa, kami hanya tuntuk hak- hak kami dibayarkan,”bebernya.

Sementara Ridwan mengungkapkan, bahwa gara- gara ikut proyek seperti ini, dengan terpaksa harus menjual salah satu truk miliknya untuk menanggulangi tanggungan kreditnya di Bank BRI, kerana pembayaran proyek belum dibayar. Ironisnya, truk yang satunya pun sampai ngancing kerana tidak ada biaya perawatan. “ sampai harus pinjam ke orang lain dan beruntung ada salah satu anggota Polisi yang bersedia dipinjami uang untuk perbaikan truknya. Ironisnya telah ada dua orang sopir truk meninggal sementara uang hasil kerjanya belum diterima. Bagimana pertanggungjawabanya kalau begini. Saya jga bingung,”ungkap Ridwan.

Oleh kerana itu ia meninta kepada Bupati Keerom memikirkan hak- hak kami, kerana kami telah berikan bapak punyak hak, mulai jalan yang bagus. “ kami taksirkan, setiap sopir mendapat hak pembayaran antara 8 juta hingga 10 juta bahkan ada lebih dari 10 juta,”tutup Ridwan. (Rhy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *