JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM – Ketua Asosiasi Pedagang Sembako dan Obat (APSO) Papua, Indonesia Marthinus Hutabarat menginginkan jalan trans Papua menghubungkan Jayapura – Wamena sepanjang 575 Kilometer dapat segera dilalui.
Keinginan itu disampaikan Marthinus mengingat transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang dagangan para pedagang di Wamena hanya mengandalkan pesawat.
“Sementara penerbangan terlebih yang mengangkut barang atau pesawat cargo terbatas. Makanya kami ingin agar jalan trans Papua yang sudah dibuka bisa segera dilalui,” kata Marthinus didampingi salah satu pedagang sembako, Anjus Damanik, Sabtu (19/10/2019).
Meski diakuinya bahwa jalan trans Papua menghubungkan Jayapura – Wamena dapat dilalui, tetapi waktu tempuh cukup lama lantaran jalannya belum beraspal, terlebih setelah hujan, para pedagang harus melalui jalan berlumpur.
“Jika tidak hujan, waktu tempuh bisa kurang dari seminggu, tetapi kalau hujan apalagi deras, jalan trans sangat susah dilalui karena kendaraan yang mengangkut barang dagangan kami yang akan ke Wamena tertahan dilumpur,” jelas Marthinus.
“Apabila jalan yang menghubungkan Jayapura – Wamena sudah bagus, waktu tempuh bisa sehari saja, tentunya akan mempengaruhi harga barang di wilayah pegunungan tengah yang selama ini kita ketahui cukup mahal lantaran transportasi hanya mengandalkan pesawat,” sambungnya.
Dia mencontohkan wilayah Kabupaten Sarmi, sebelum adanya jalur darat, harga barang di daerah tersebut cenderung tinggi, tetapi setelah jalur darat menghubungkan Jayapura – Sarmi dibangun, maka harga barang di Sarmi dan Jayapura sama terlebih barang kebutuhan pokok.
Dikatakan, perlu ada kajian untuk akses penerbangan dari Jayapura ke Wamena, membuka akses penerbangan seluas-luasnya agar seluruh pedagang yang ada di Wamena bisa berkompetisi.
“Pedagang kecil atau besar bisa lebih mudah membawa barang dari Jayapura ke Wamena, jika aksesnya lancar, maka harga jual barang juga pasti sama dengan di Jayapura. Jadi selain bahan bakar minyak sudah satu harga, kebutuhan pokok lainnya juga satu harga,” imbuhnya.
Lebih lanjut Marthinus mengatakan, Kabupaten Jayawijaya adalah daerah sentral pendistribusian barang untuk 8 kabupaten di wilayah pegunungan tengah.
APSO, kata Marthinus, siap memberi saran kepada pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan. “Kami selalu membuka diri dan bersama pemerintah daerah mensejahterakan masyarakat,” ucapnya. (Ananda)