NETWORK : RakyatPos | ValoraNews | KupasOnline | TopSumbar | BanjarBaruKlik | TopOne | Kongkrit | SpiritSumbar | Basangek | MenaraInfo | Medikita | AcehPortal | MyCity | Newsroom | ReportasePapua | RedaksiPos | WartaSehat JetSeo
Antisipasi Rawan Pangan Karena Pandemi Covid-19, Bupati Imburi Apresiasi Inisiatif Kampung Tandia – Reportase Papua

Antisipasi Rawan Pangan Karena Pandemi Covid-19, Bupati Imburi Apresiasi Inisiatif Kampung Tandia

banner 120x600

Wondama, Reportase Papua.com – Pangan merupakan sektor penting di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda dunia. Dalam rangka mendorong ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19, Kampung Tandia distrik Rasiei Kabupaten Teluk Wondama telah memanfaatkan lahan untuk bertanam.

Ini perlu di lakukan guna mengantisipasi munculnya krisis pangan imbas covid-19 Penyediaan lahan bertanam di kampung tersebut didukung dengan program kerja padat karya tunai dari Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN.

Kepala dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Kampung (DPMPK) Pemkab Teluk Wondama Hendrik Rico Tetelepta membeberkan sesuai dengan peraturan kemendes nomor 8 tahun 2020 tentang alokasi angaran DD 30 persen di peruntukan untuk 3 program kerja kampung salah satunya adalah program kerja Padat Karya Tunai Desa (PKTD).

“Kita bersyukur bisa lakukan program PKTD, yang bersumber dari DD APBN, selain program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan pembentukan tim gugus tugas pencegahan covid-19 tingkat kampung tetapi juga ada program kerja PKTD. Dimana masyarakat bekerja menikmati hasilnya dan mendapat upah kerja dari program PKTD untuk membantu ekonomi masyarakat di kampung itu sendiri,” ujar Riko di tengah lahan kebun salah satu kelompok tani di kampung Tandia ketika menghadiri program kerja PKTD penanaman bibit, Jumat, (29/5).

Dia menghimbau seluruh pemerintah kampung agar terus lakukan koordinasi kepada dinas terkait program PKTD yang akan di lakukan sehingga tidak ditipu oleh pihak ke 3. “jika pemerintah kampung dan masyarakat lakukan program PKTD yang berkaitan dengan pertanian mohon agar di koordinasikan sehingga tidak terjadi kesalahan, kepala kampung tidak ditipu pihak ketiga dalam rangka pengadaan bibit, sehingga bibit yang kita dapat bermutu. Dan hari ini juga kita akan laporkan ke mitra desa bahwa kabupaten Teluk Wondama sudah lakukan program PKTD untuk mencegah terjadinya kerawanan pangan di tengah pandemi covid-19,”ungkap Riko.

Di lokasi yang sama Bupati Kabupaten Teluk Wondama bernadus A Imburi mengingatkan pentingnya memanfaatkan lahan kosong untuk bertanam. Menurut Imburi memanfaatkan lahan kosong untuk bertanam merupakan salah satu antisipasi jitu dalam mengatasi kekurangan pangan di masa pandemi Covid-19. Apalagi kata dia, hingga saat ini dunia belum menemukan vaksin virus corona.

“Saya sampaikan, yang punya halaman atau kintal manfaatkan itu dengan baik. situasi kondisi global saat ini mempengaruhi ekonomi bahkan ketahanan pangan kita maka manfaatkan kintal kita untuk menanam itu langkah baik mengatasi krisis pangan di Wondama,” ujar orang nomor satu kabupaten teluk Wondama itu.

Lanjut dia, menegaskan dinas pertanian dan peternakan kabupaten Teluk Wondama agar menyediakan bibit-bibit terbaik kemudian dibagikan kepada seluruh rakyat Wondama yang bertani. “Dinas pertanian cari bibit terbaik dan pupuk kasi ke masyarakat untuk menanam. Salah satu upaya kita untuk bertahan hidup di tengah kondisi Pandemi Covid-19 adalah kita berkebun,”ujar Imburi.

Selain mengajak masyarakat bersyukur dengan adanya DD APBN yang sangat membantu masyarakat kampung, Dia juga berikan apresiasi kepada masyarakat kampung Tandia sebab telah memberikan contoh yang benar. Oleh sebeb itu dia menghimbau agar 75 kampung di Wondama contohi kampung Tandia.

“Kita bersyukur melalui dana desa ada program ini dan kampung Tandia telah berikan contoh yang baik dan benar kampung-kampung yang lain wajib contohi hal ini, 75 kampung 13 distrik contohi hal ini, saya sangat senang dengan program ini”tukas Imburi.

Katanya lagi masyarakat petani jangan bersungut ketika nanti hasil pertanian kurang laku di jual di pasar akibat pandemi covid-19 namun harus dimanfaatkan untuk diri sendiri sehingga masyarkat bisa mendapat vitamin dari sayur-sayuran yang di tanam itu.

“Pemerintah sedang berusaha memperhatikan bagaimana kita mempertahankan hidup tetapi pemerintah juga memperhatikan agar bagaimana kita bisa hidup sehat, jangan terlalu pikir nilai ekonominya tetapi pikirkan dulu apa yang kita tanam ini menjadi vitamin untuk tubuh kita supaya kita tetap sehat di tengah pandemi Covid-19,” kata Imburi.
Sebab bagi dia, jika saja ada orang di Wondama yang meninggal karena kelaparan itu lucu karena pohon sagu dan pohon pisang tumbuh seperti jamur di Wondama

“Kalau kita di Wondama ada yang meninggal karena kelaparan akibat covid-19 ini kan lucu, dusun sagu kita banyak, pemerintah tidak larang kita berkebun ke hutan berburu kelaut mancing tetapi pemerintah hanya katakan jaga jarak, pakai masker rajin mandi rajin cuci tangan bersih-bersih. Yang pemerintah larang itu jangan jalan sembarang ke tempat-tempat yang sudah terkena Covid-19,”tutur Imburi sembari mengajak masyarakat terus berdoa kepada Tuhan agar dilindungi dan dijauhkan dari wabah Covid-19.

“Rakyat Wondama saya harap dengar-dengaran, jangan melawan, ikut semua protokol kesehatan dan himbauan yang pemerintah sudah sampaikan, berdoa, mohon perlindungan Tuhan agar kita terhindar dari wabah Covid-19, dan wabah ini cepat berlalu”tukas Imburi.

PKTD DD yang bersumber dari APBN kampung Tandia terdiri dari 5 kelompok tani. Anggaran yang dialokasikan sebesar Rp.78.555.000 rupiah (tuju puluh delapan juta lima ratus lima puluh lima ribu rupiah) dengan lahan tiap-tiap kelompok sebesar 25 kali 25 meter persegi.

“Kegiatan pembersihan lahan tani 25 kali 25 meter per segi, anggaran untuk upah pembersihan lahan dan pembentukan bedengan masing-masing kelompok sebesar Rp.7. 850.000 ribu rupiah dalam progam kerja PKTD. Ada 5 kelompok tani kampung Tandia. Untuk lahan sendiri sebesarRp. 47.700.000 ribu rupiah untuk 5 kelompok dan pembibitan sendiri dianggarkan sebsar Rp.30.855.000 ribu rupiah,”ujar Pendamping Teknik distrik Rasiei Kampung Tandia Yohana Baransano kepada Reportase Papua.com di lahan kebun kampung Tandia. (SR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *