Jayapura , Reportasepapua.com – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua hingga saat ini masih meragukan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua soal data Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Saya ragu dengan data ODHA yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Karena angka itu terus meningkat tiap tahun” kata Ketua KPA Provinsi Papua, Yan Matuan ketika ditemui wartawan usai penyuluhan untuk relawan AIDS di Hotel Enang, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (30/01/2019).
Diungkapkannya, dari data yang di Keluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua pada tahun 2018 lalu tercatat ada lebih dari 38.000 ODHA di Papua.
Menurutnya, angka ini sangat fantastis dan bisa saja dipolitisir oleh pihak-pihak tertentu dan menjadikannya sebagai proyek.
“Jadi saya pesimis dengang angka itu, karena angka ini kumulatif tiap tahun kok tambah-tambah terus. Sekarang pertanyaannya tiap tahun itu apakah tidak ada yang meninggal atau tidak dan mereka ambil standar angka ini dari mana karena tidak dijelaskan secara rinci” kata Yan Matuan dengan nada tanya.
“Katakanlah tahun 2018 yang kena penyakit ini berapa dan yang meninggal berapa inikan belum dirinci. Jadi kalau saya soal sampai saat ini kita belum bisa pastikan berapa. Orang bisa saja munculkan angka fantastis supaya ini bisa dijadikan suatu proyek yang berjalan terus bisa saja. Dengan angka demikian ada dana yang mengalir jadi macam-macam hal ini sering politisir” sambungnya.
Oleh sebab itu, saat ini pihaknya tengah melakukan gebrakan baru dengan memberikan penyuluhan kepada para relawan HIV/AIDS yang pada nantinya akan turun langsung ke lapangan dan mencari data yang real soal ODHA yang ada di Papua.
“Kami simple saja, jadi nanti para relawan ini yang akan mencari data dan ketemu langsung siapa dan ada dimana ODHA ini dan tahapannya seperti apa masih HIV atau sudah AIDS” tukasnya.
Sehingga menurutnya, perlu ada raker untuk membekali para relawan ini dan diberikan peelengkapan untuk mencari tahu dan ketemu ODHA ini di lapangan.
“Dan mereka ini akan memberikan input data ke KPA supaya KPA bisa mendata itu pelan-pelan soal angka yang sebenarnya” tandasnya.
Diungkapkannya, menurut penjelasan para medis penularan HIV/AIDS di Papua ini kebanyakan berasal dari hubungan seks. “Pemicu melakukan hubungan seks ini banyak, baik mengonsumsi miras narkoba dan lain sebagainya. Tapi kebanyakan penularannya ini karena sering gonta-ganti pasangan” pungkasnya. (yurie)