Akses Masuk Jayawijaya Akan Diperketat

banner 120x600

JAYAWIJAYA, Reportasepapua.com – Rapat Koordinasi Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah Papua memutuskan, untuk akses jalan darat dari Jayapura menuju Yalimo dalam waktu dekat akan dibangun posko pemeriksaan di Jembatan Meteor perbatasan Kabupaten Mamberamo Tengah dengan Yalimo, untuk melakukan pemeriksaan warga yang melalui jalan darat dan memperkuat pemeriksaan di Bandara Wamena.

Ketua Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah Papua Befa Yigibalom mengatakan, untuk jalan masuk dari Yalimo Ke Wamena juga akan dibagun pos, untuk melakukan pemeriksaan, sehingga masyarakat dan aparat TNI-Polri siapa saja yang masuk ke Kabupaten Jayawijaya, dan keluar dari Jayawijya diperiksa oleh Tim Kesehatan Jayawijaya yang didukung Asosiasi untuk melakukan rapid tes disana.

“ posko tersebut ada di Distrik Wosilimo, hal ini karena Kabupaten di wilayah Lapago sudah mulai ada pasien Covid -19 sekalipun masih sedikit, namun harus bekerja lebih cepat, sehingga masing-masing Kabupaten harus membuat posko pemeriksaan di setiap wilayah perbatasan, agar warga yang masuk keluar wajib diperiksa.”tegasnya Kamis (16/7) kemarin.

Ia mencontohkan, misalkan Kabupaten Lanny Jaya menugaskan petugas kesehatan ditempat karantina, dan TNI-Polri yang ikut membackup pengawasan penumpang yang masuk ke Wamena dari Jayapura, karena penumpang yang masuk ini ada warga dari Lanny Jaya, Tolikara, Jayawijaya sendiri dan wilayah Lapago lainnya.

Secara terpisah mewakili Pemda Yalimo Asisten II Setda Yalimo Yakobus Mabel mengungkapkan, pada prinsipnya pihaknya sangat mendukung Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah, untuk melakukan rapid tes di Wosilimo yang merupakan akses masuk jalur darat dari Yalimo ke Wamena siapapun itu, sehingga Ia meminta warganya ikut pemeriksaan, dan tidak melakukan protes terhadap pemeriksaan yang dilakukan.

“Saat ini Tim Gugus Tugas Kabupaten Yalimo dan Pemerintah Daerah sedang menangani dan melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang merasa dirugikan, dan melakukan protes kepada Pemerintah, karena beberapa pasien diumumkan reaktif namun menurut mereka itu tidak benar sehingga mereka melakukan aksi palang kantor Dinas Kesehatan dan rumah Sakit Yalimo,” tegasnya. (Yanti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *