35 Pelaku Usaha Mikro Sektor Kuliner Ikuti Pelatihan Kewirausahaan

banner 120x600

SENTANI, Reportasepapua.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Dinkop&UMKM) Kabupaten Jayapura menggelar acara pelatihan kewirausahaan bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang bergerak di sektor usaha kuliner, Selasa (19/2/2019) di Aula SMKN 1 Sentani-Hawaii, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Acara pelatihan kewirausahaan tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, S.E., M.Si., diwakili Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura, John Wicklif Tegai. Pelatihan itu dikuti pelaku UMK di Kabupaten Jayapura sebanyak 35 orang yang berasal dari Distrik Depapre (Tablasupa dan Tablanusu), Distrik Sentani Kota (Kehiran) dan Distrik Nimboran.

Peran UMK dinilai sangat penting dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat, terutama menggerakkan sektor riIl. Karena itu, penguatan terhadap ekonomi skala mikro dan kecil dipandang perlu menjadi salah satu prioritas dan mendesak dilakukan untuk menunjang ekonomi daerah maupun nasional yang kuat, tangguh, dan terciptanya fundamental ekonomi yang andal dan kokoh.

Pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan UMK tentang kewirausahaan dan mendorong peningkatan kapasitas UMKM guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, serta mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM di Kabupaten Jayapura.

Selain itu juga, untuk mendorong pelaku UMK sektor kuliner ini agar diarahkan ke pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua Tahun 2020 nanti.

John Wicklif Tegai mengatakan, dalam pelatihan ini pihaknya mencoba memilah antara pelaku UMKM yang bergerak di bidang (sektor) kerajinan dengan pelaku UMKM di bidang kuliner.

“Nah di bidang kuliner ini, kita dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura coba mendorong agar (pelaku UMKM) ini semua kita mengarah kepada iven PON 2020,” ujarnya kepada wartawan usai membuka pelatihan kewirausahaan bagi pelaku UMK tersebur

“Jadi, kita coba latih usahanya kemudian kita data sekalian. Supaya kita tahu persis berapa jumlah pelaku UMK yang ada di daerah ini karena sampai saat ini kita tidak punya data yang jelas,” lanjutnya.
Pelatihan ini, kata John Wicklif Tegai, sekaligus dirinya langsung mendata berapa jumlah usaha mikro yang ada di daerah ini.

“Sehingga untuk saat ini saya tidak bisa bicara tentang usaha kecil dan menengah, namun saya cukup bicara usaha mikro saja. Karena semua pelaku usaha di daerah ini masih mikro, apalagi kalau bicara pelaku usaha orang asli Papua (OAP) itu juga masih usaha mikro,” ujarnya.

Pemberdayaan UMK, John Wicklif Tegai menyampaikan, harus mampu mendorong peningkatan daya saing, kapasitas pelaku UMK agar mampu beradaptasi dalam teknologi dan perubahan lingkungan bisnis secara global melalui pengembangan kewirausahaan dan keunggulan UMKM.

”Kemampuan kewirausahaan yaitu, kemauan yang kuat untuk berkarya dengan mandiri, tekun, teliti, produktif, inovatif, mampu membuat keputusan dan mengambil risiko serta kreatif,” ujarnya.
“Jadi pelatihan kewirausahaan ini dalam rangka membina para pelaku usaha UMK di sektor kuliner, kemudian juga mendata para pelaku usaha UMK tersebut dan sekaligus kita akan menggunakan mereka sebagai daya tarik untuk membuka galeri-galeri UMKM,” tambahnya menjelaskan.
Untuk itu, John Wicklif Tegai berharap, dengan adanya pelatihan kewirausahaan ini mampu melahirkan wirausaha unggul yang memiliki daya saing dan kemampuan memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha sebagai upaya mendorong mereka mengarah menuju iven PON XX.
“Sehingga dapat mengakses sumber daya produktif sebagai usaha yang mandiri, kokoh dan fleksibel,” tukasnya. (yurie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *