WONDAMA, REPORTASEPAPUA.COM- Bupati Teluk Wondama, Bernandus A. Imburi meminta seluruh masyarakat Wondama terutama Aparatur Sipil Negara (ASN) agar menjaga harga diri dan wibawa.
“Harga diri dan wibawa jauh lebih berharga dari emas permata. Maka itu, ASN harus jujur dalam segala hal dan dalam berikan pelayanan kepada masyarakat,” tekan Imburi dalam apel perdana di lapangan Perkantoran Raisei, Senin (6/1).
Dia juga mengingatkan kepada ASN agar membantah siapa pun yang menyudutkan orang Wondama. Sebab, menurut Imburi, masyarakat Wondama bukan orang berkepribadian pembohong atau suka berbohong.
“Kita mau bicara tapi Ompai (sebutan untuk laki-laki Wondama) lagi jadi. kalimat ini adalah sindiran yang memojokan orang Wondama dari hal kejujuran, namun nyatanya tidak semua orang Wondama atau Ompai ucap kebohongan,” katanya.
Imburi ajak seluruh masyarakat agar berkata jujur dan jangan mau disepelekan dengan kata-kata yang menyudutkan orang Wondama. “Orang Wondama harus jaga wibawa, kita orang Wondama yang duluan sekolah, kita lebih dulu masuk STPDN baru orang Papua lain, jadi setop jalan tipu-tipu,” tuturnya.
Di hadapan ASN, Imburi menumpahkan rasa tidak setuju dengan kata tersebut diatas. “Jangan biarkan orang lain terus menyudutkan orang Wondama, sebab dalam sejarah setelah Papua masuk dalam NKRI, orang Wondama yang duluan berpendidikan tinggi baru. Oleh sebeb itu setop katakan Ompai Kabualang atau omong kosong,” pesannya.
Imburi mengaku heran ketika orang menghina, namun malah dibalas senyuman. “Saya bukan potongan anak Wondama yang kabualang. Jangan cerita bohong, bercanda boleh, kalau ada yang bicara ompai lagi, marah sedikit, jangan senyum-senyum. Tong bicara tapi ompai lagi, setop!,” tekannya.
Menurut Imburi, banyak keturunan asli Wondama berhasil sejak puluhan tahun lalu. Misalnya Imbiri yang pernah menjadi Wali Kota Jayapura pertama, disusul Ayub Sawaki yang menjadi lulusan AKABRI pertama di Papua, kemudian Doktor Ayamiseba di Amerika.
“Hebatnya apa, ketika kita masuk ke Indonesia, kita orang Wondama yag sekolah lebih duluan, kita yang lebih dulu masuk IPDN baru orang Papua yang lain, ada Torey dan ada Imbiri. Kita orang Wondama lebih dulu, kita hebat,” katanya.
Imburi pun meminta masyarakat berlajar dari Suku Ayamaru. “Jangan biarkan orang lain enteng-enteng kita, belajarlah dari Suku Ayamaru di mana pun mereka ada disitu, ada kekuatan sebab ada persekutuan yang kuat, saling menopang bahu-membahu bangun negeri sendiri dan manusianya,” tuturnya.
Dia berharap tahun 2020 ini tidak ada ucapan kabulang bagi masyarakat Wondama. “Kabualang hilang bersama dengan 2019. 2020 ini tahun rahmat kita jangan kabualang agar orang percaya kita,”tutup Imburi. (Solfi)