JAYAPURA, Reportasepapua.com – Hari ini masih ada 1000 an sampel swab yang belum di periksa, namun kami pastikan malam ini akan running kembali, mudah-mudahan kita bisa habiskan 1000 sampel yang antri dalam dua tiga hari kedepan.
Seperti yang dijelaskan Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua dr Silwanus Sumule saat meeting pers Senin (15/6/2020) malam dari ruang Media Center BPBD Provinsi Papua di Skyland Kota Jayapura.
Menurutnya apabila penghitungannya secara angka kumulatif hitungan secara penjumlahan. Sehingga apabila dilakukan evaluasi tidak bisa menggunakan angka kumulatif untuk mengatakan puncak penyebaran virus corona sudah terjadi di provinsi ini. Akan tetapi kalau melihat grafik harian bisa dilihat perkembangannya dalam per hari dan per minggu.
Kata dr Sil sapaan akrabnya, untuk Papua sendiri per minggu tertinggi terjadi di Minggu ke 22 sekitar 280 kasus dan saat ini menurun menjadi 204.
“Memang ada kesan dia menurun. Tetapi angka penurunan ini dilihat dari beberapa factor. Saat di angka 280 semua alat – alat PCR dan TCM kita berfungsi dengan baik,”akunya.
Kemudian pada minggu – minggu tertentu hanya ada 1 – 2 kasus yang menurun. Namun saat angkanya menjadi tinggi, saat itu semua serempak melakukan test. Khususnya 14 kabupaten/kota yang terdampak.
Lanjutnya, evaluasi untuk mengatakan apakah Provinsi Papua sudah sampai pada angka puncak penyebaran Covid-19 yaitu harus melakukan pemeriksaan PCR secara konsisten. “Misalnya per hari kita putuskan memeriksa 500 sampel tidak boleh berhenti selama 2 minggu kedepan. Dari sinilah akan terlihat. Namun yang lebih bagus lagi apabila 500 sampel ini mewakili seluruh kabupaten/kota. Jangan sampai hanya mewakili Kota dan Kabupaten Jayapura dan Timika yang menjadi lumbung pasien covid terbanyak di provinsi ini. Akan tetapi ini tidak mewakili Papua secara keseluruhan. Karena ada 3 wilayah ini saja,” paparnya.
Saat ini untuk menggambarkan kondisi yang ada di seluruh Provinsi Papua bahwa hasil swabnya dari 14 kabupaten/kota terdampak secara rutin mengirimkan hasil sampel kepada Satgas Covid-19 di Provinsi Papua.
Diakui Sumule, dengan tidak lancarnya pemeriksaan PCR akan menyulitkan pihaknya untuk memprediksi dan menghitung grafik peningkatan atau penurunan kasus di Papua.
Pasalnya ada tiga aspek yang harus dipenuhi agar provinsi tertimur Indonesia ini bisa cepat mengetahui sejauh mana tingkat penularan covid-19 ini. Kapan sampai di puncak dan kapan mulai turun.
Aspek pertama adalah jumlah sampel yang di periksa harus konsisten. “Kalau dalam 1 hari kita bisa maksimalkan 5 PCR kita berarti kita bisa periksa sekitar 1000 sampel per hari dan bila itu bisa kita pertahankan dalam satu minggu, maka kita akan segera mengetahui Ro dan Rt kita pada setiap pekannya,”urainya.
Aspek kedua adalah jumlah sampel yang di periksa tiap harinya mewakili 29 kabupaten/kota di Papua,” Kalau tiap harinya pengiriman sampel lancar dari 29 kab/kota dan PCR bisa running maksimal itu bagus sekali. Sehingga kita bisa segera mengetahui angka penularan bukan hanya dari beberapa daerah saja, tapi dari semua daerah, sehingga perhitungan kita pun bisa mewakili Papua,”tukasnya.
Lanjutnya apabila kedua aspek ini terpenuhi maka dirinya optimis bisa segera mengetahui kapan puncak pandemi virus corona di Papua dan kapan grafik penularan turun.
“Kita berharap seperti itu. Tetapi kan masalah di lapangan juga banyak, mulai dari keterbatasan tenaga laboratorium, keterbatasan reagen untuk PCR, dan juga terkait administrasi pelaporan yang sering terlambat,”akunya. (Berti)